Jumat 14 Feb 2020 08:41 WIB

Kamboja Izinkan Penumpang Kapal Pesiar Turun

Penumpang kapal pesiar telah 2 minggu di laut karena ditolak berlabuh.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Kapal pesiar (ilustrasi)
Foto: alarabiya
Kapal pesiar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIHANOUKVILLE -- Penumpang di kapal pesiar yang berlabuh di Kamboja mulai bisa menginjakan kaki di daratan pada Jumat (14/2). Mereka telah menghabiskan dua minggu di laut setelah ditolak oleh lima negara karena ketakutan pada virus corona.

Kapal pesiar MS Westerdam mengangkut 1.455 penumpang dan 802 awak berlabuh di kota pelabuhan Sihanoukville, Kamboja, pada Kamis. Kapal itu berlabuh di lepas pantai pagi-pagi untuk memungkinkan pejabat Kamboja naik dan mengumpulkan sampel dari penumpang dengan tanda-tanda kesehatan yang buruk atau gejala mirip flu.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Kamboja menyatakan, setelah tes dilakukan, tidak ada seorang pun di kapal yang ditemukan membawa virus. Atas hasil tersebut Otoritas Kamboja pun memberikan izin bagi penumpang untuk turun pada Jumat pagi.

Operator kapal, Holland America Line, menyatakan sebuah penerbangan sedang diatur untuk membawa penumpang yang boleh keluar dari kapal kembali ke rumah masing-masing. "Rincian penerbangan sedang dikomunikasikan kepada para tamu saat mereka selesai, dan diharapkan bahwa pendaratan penuh akan memakan waktu beberapa hari mengingat jadwal penerbangan sewaan," kata pernyataan unit dari Carnival Corp yang berbasis di Miami, Amerika Serikat.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen secara pribadi menyapa para penumpang dengan jabat tangan dan karangan bunga mawar ketika mereka turun dari kapal dan naik bus. Para penumpang pun bersuka cita atas keputusan yang membuat mereka bisa meninggalkan kapal pesiar.

"Saya dan istri saya memberinya cokelat sebagai bentuk penghargaan kami," kata seorang turis dari New Jersey, Lou Poandel, setelah turun dan bertemu dengan pemimpin Kamboja itu.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji Kamboja atas contoh dari solidaritas internasional yang telah diminta oleh WHO. "Wabah dapat membawa yang terbaik dan yang terburuk pada orang," ujarnya.

Ketakutan pihak berwenang di negara-negara rute kapal pesiar terjadi setelah karantina di Jepang untuk Diamond Princess yang juga dikelola oleh unit Carnival Corp. Dari 3.700 penumpang dan awak di kapal itu, 218 telah dinyatakan positif terkena virus korona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement