REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Turki akan mengekspor alat deteksi virus corona buatan dalam negeri ke Uzbekistan dan Kyrgyzstan.
Menurut Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, pada Jumat (14/2), hasil dari alat tersebut nantinya dapat diketahui dalam dua jam.
Wabah virus corona China tidak menunjukkan tanda-tanda mencapai puncaknya, dengan otoritas kesehatan melaporkan lebih dari 5.000 kasus baru pada Jumat (14/2).
Awal Februari Turki membawa pulang 42 warganya dari Wuhan di China, pusat wabah virus corona. Pihaknya melakukan karantina terhadap mereka selama dua pekan sambil dilakukan pemeriksaan.
Berbicara di Ankara usai masa karantina berakhir tanpa temuan infeksi, Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, mengatakan alat deteksi virus corona memiliki tingkat akurasi 99,6 persen.
“Alat tersebut diproduksi sesuai data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 90-120 menit,” katanya.
Kyrgyzstan and Uzbekistan masing-masing mengajukan permintaan sekitar 10 ribu alat deteksi dan Turki akan mulai mengekspornya dalam beberapa hari ke depan, kata Koca. "Kami akan mengekspor ini sesuai dengan permintaan yang kami terima."
Ankara menyebutkan tidak ada kasus virus corona yang diketahui di negara tersebut dan otoritas saat ini menggunakan kamera thermal di bandara serta langkah pencegahan lainnya.
Maskapai Turki juga menghentikan sementara penerbangan ke China setelah WHO menyatakan wabah virus corona sebagai darurat global.