Sabtu 15 Feb 2020 21:34 WIB

Turki Klaim Telah Penuhi Tanggung Jawab di Idlib

Wakil Presiden Fuat Oktay menyebut Turki telah memenuhi tanggung jawabnya di Idlib

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Turki. Wakil Presiden Fuat Oktay menyebut Turki telah memenuhi tanggung jawabnya di Idlib. Ilustrasi.
Foto: AP
Bendera Turki. Wakil Presiden Fuat Oktay menyebut Turki telah memenuhi tanggung jawabnya di Idlib. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki memenuhi tanggung jawabnya di kawasan Idlib Suriah sesuai dengan kesepakatan de-eskalasi dengan Rusia dan Iran. Demikian kata Wakil Presiden Fuat Oktay pada Sabtu setelah peningkatan kekerasan dalam beberapa hari terakhir.

Turki dan Rusia, yang mendukung pihak lawan dalam konflik tersebut, pada 2018 sepakat untuk membentuk zona de-eskalasi di kawasan Idlib. Namun ofensif pemerintah Suriah merusak kerja sama rapuh antara Ankara dan Moskow.

Baca Juga

Ankara mengaku akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka mundur hingga akhir Februari. Presiden Tayyip Erdogan mengancam bakal menyerang pasukan pemerintah Suriah di mana pun di Suriah, jika ada lagi tentara Turki yang terluka.

Rusia, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengatakan Turki melanggar kesepakatan yang dicapai dengan Moskow dan memperburuk keadaan di Idlib. Kremlin menyebutkan Ankara gagal menetralisir petempur di lokasi tersebut.

Sementara itu, Oktay mengatakan kepada media NTV bahwa Turki bertekad memukul mundur pasukan Suriah di Idlib dan Ankara. Dia secara tegas menyampaikan sikapnya tentang Idlib kepada Moskow dalam pembicaraan tersebut.

"Kita tidak bisa menutup mata atas kekejaman yang terjadi pada tetangga kita," kata Oktay. Dia menambahkan bahwa Turki yang menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah tidak mampu menangani arus migran baru dari Idlib, di mana ratusan ribu orang terlantar.

"Turki memenuhi tanggung jawabnya di Idlib. Sejumlah pos pemantauan kami kini jatuh ke daerah-daerah yang dikuasai rezim (Suriah)," katanya. Pernyataan Oktay mengacu pada pos pemantauan militer Turki di Idlib yang dibentuk berdasarkan perjanjian 2018.

Dalam tanggapan yang jelas terhadap kritikan Rusia pada Kamis, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Turki akan menggunakan kekuatan melawan kelompok pemberontak yang melanggar gencatan senjata pada 12 Januari di Idlib. Ankara akan mengirim bala bantuan untuk mengendalikan Idlib.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu selama Konferensi Keamanan Munchen seperti dilansir Kantor Berita Interfax.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement