REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Kelompok pemberontak, Houthi mengatakan, lebih dari 30 warga sipil meninggal dunia dalam serangan udara yang dilakukan oleh koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi dan Uni Emirate Arab (UEA). Serangan udara terjadi pada Sabtu di provinsi utara al Jawf, beberapa jam setelah Houthi menyatakan bahwa mereka menembak jatuh jet tempur Saudi.
"Laporan lapangan pada awalnya menunjukkan bahwa sebanyak 31 warga sipil tewas dan 12 lainnya cedera. Serangan terjadi di daerah al Hayjah, di distrik al Maslub," ujar pernyataan dari kantor koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman, dilansir Aljazirah.
Houthi mengatakan, perempuan dan anak-anak menjadi korban tewas dan luka-luka dalam serangan udara tersebut. Mengomentari pembunuhan warga sipil tersebut, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman, Lise Grande menyatakan belasungkawa kepada para keluarga korban.
"Begitu banyak orang terbunuh di Yaman, ini adalah sebuah tragedi yang tidak dapat dibenarkan. Di bawah hukum humaniter internasional diwajibkan untuk melindungi warga sipil," ujar Grande.
Konflik telah menewaskan puluhan ribu orang, dan sebagian besar merupakan warga sipil. PBB menyebut serangan itu sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Sejak intervensi dalam perang, hampir 20.500 serangan udara telah dilakukan di negara itu. Arab Saudi dan UEA telah membeli senjata bernilai miliaran dolar dari Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris, dengan koalisi yang menghadapi kecaman luas atas tingginya angka kematian warga sipil.
Serangan pada Sabtu menyusul meningkatnya pertempuran di Yaman utara antara pihak-pihak yang bertikai yang mengancam untuk memperburuk krisis kemanusiaan negara yang dilanda perang. Kelompok bantuan internasional, Save the Children mengutuk serangan udara tersebut.
"Serangan terakhir ini harus segera diselidiki dan diselidiki secara independen, dan para pelaku bertanggung jawab," ujar Direktur Save the Children untuk wilayah Yaman, Xavier Joubert.