REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Presiden Turki Tayyip Erdogan, Sabtu (15/2) mengatakan situasi di Idlib, Suriah barat laut, tidak akan teratasi hingga pasukan pemerintah Suriah mundur ke luar perbatasan, yang ditetapkan Turki dan Rusia dalam perjanjian 2018.
Turki dan Rusia mendukung pihak berlawanan dalam perang Suriah, tetapi keduanya bekerja sama untuk mencari solusi politik. Pada 2018, Ankara dan Moskow sepakat membentuk zona penurunan ketegangan di Idlib guna membendung kekerasan di kawasan tersebut.
Namun, serangan Suriah baru-baru ini di kawasan tersebut merusak kerja sama itu.
"Solusi di Idlib adalah rezim (Suriah) harus mundur ke perbatasan sesuai kesepakatan. Jika tidak, kami akan menangani ini sebelum akhir Februari," kata Erdogan.
"Kami ingin melakukan ini dengan dukungan rekan-rekan kami. Jika kami harus melakukannya dengan cara yang keras, kami juga siap untuk itu," katanya. "Sampai kami membersihkan organisasi teroris dan kekejaman rezim (Suriah), kami tak akan berhenti."