REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Pasukan pemerintah Suriah membuat kemajuan signifikan pada Ahad (16/2) di provinsi Aleppo. Mereka berhasil merebut sebagian besar wilayah yang dikuasai pemberontak itu. Demikian yang dikatakan media pemerintah.
Keberhasilan merebut sebagian besar wilayah Aleppo terjadi sehari sebelum pertemuan antara Turki dan Rusia mengenai eskalasi di daerah itu. Kemajuan pemerintah Suriah baru-baru ini di wilayah barat laut negara itu telah mengganggu kerja sama antara Ankara dan Moskow.
Ankara dan Moskow masing-masing mendukung kelompok-kelompok yang bertikai selama ini di Suriah. Namun Turki dan Rusia telah bekerja sama untuk mencari solusi politik demi mengakhiri perang yang telah berkecamuk di Suriah selama sembilan tahun.
Turki, yang mendukung pemberontak Suriah, menyatakan kemarahannya setelah serangan pasukan Suriah di wilayah Idlib menewaskan 13 tentara Turki dalam dua pekan terakhir. Turki mendesak Rusia untuk menghentikan serangan tersebut.
Turki mengancam akan menggunakan kekuatan militernya untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka menarik diri pada akhir bulan. Pada Ahad, pesawat tempur Rusia melakukan serangan udara besar-besaran di provinsi Aleppo, mengebom kota-kota termasuk Anadan.
Kota Anadan berhasil direbut oleh pasukan Suriah yang dibantu milisi, aktivis melaporkan. Sumber-sumber militer pemberontak mengatakan pejuang oposisi telah mundur dari daerah itu, termasuk kota Anadan dan kota Haritan.
"Pada hari pertama, mereka mengambil daerah di mana selama delapan tahun mereka tidak dapat mengambil satu desa pun," kata Rami Abdulrahman, Direktur Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris.
"Ada kemajuan yang sangat cepat oleh rezim (Suriah) di daerah ini," kata Abdulrahman. "Faksi-faksi telah ditarik dari sebagian besar daerah," tambahnya. Ia mengatakan pasukan Suriah telah merebut 13 kota dan desa di daerah itu.
Kemajuan itu terjadi setelah pasukan Assad mengusir pemberontak dari jalan raya utama M5 yang menghubungkan Aleppo ke Damaskus. Pasukan membuka kembali rute tercepat antara dua kota terbesar Suriah untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.
Pemberontak yang didukung Turki telah melancarkan operasi di Idlib untuk merebut kembali daerah dari pasukan pemerintah Suriah. Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki mengatakan pada Ahad bahwa konvoi bala bantuan berkapasitas 100 kendaraan, termasuk pasukan, tank dan kendaraan serta peralatan militer, telah dikerahkan ke Idlib.
Turki sejauh ini telah mengirim ribuan tentara dan ratusan konvoi peralatan militer untuk memperkuat pos pengamatannya di Idlib, yang didirikan berdasarkan perjanjian de-eskalasi 2018 dengan Rusia. Gambar-gambar dari wilayah tersebut menunjukkan banyak rumah yang diselimuti bendera Turki, sementara rekaman menunjukkan penduduk meneriakkan yel-yel ketika konvoi militer itu lewat.
Ketika pasukan Suriah melanjutkan upaya mereka untuk merebut kembali Idlib, wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada rekan Rusianya bahwa serangan di Idlib harus segera dihentikan dan gencatan senjata yang abadi harus dicapai.
"Kami memberi tahu (Rusia pada Sabtu) bahwa agresi di Idlib harus dihentikan dan bahwa gencatan senjata yang abadi harus dicapai sekarang," kata Cavusoglu kepada wartawan saat menghadiri Konferensi Keamanan di Munich, Jerman.