Senin 17 Feb 2020 13:42 WIB

Taiwan Laporkan Kematian Pertama Akibat Virus Corona

Kasus di Taiwan merupakan kematian kelima akibat virus corona di luar China Daratan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pekerja medis mengecek kondisi pasien virus corona, ilustrasi
Foto: AP
Pekerja medis mengecek kondisi pasien virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan melaporkan kematian pertama dari virus corona baru atau Covid-19 pada Ahad (16/2) waktu setempat. Sehingga, secara keseluruhan total korban meninggal dunia naik menjadi 1.669 per Ahad.

Seorang pria berusia 61 tahun dari Taiwan memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya sebelumnya. Namun, ia tidak ada riwayat perjalanan luar negeri baru-baru ini. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit pada Sabtu setelah tes positif virus corona tipe baru.

Baca Juga

Laporan itu adalah kematian kelima yang tercatat di luar China daratan. Seperti diketahui, korban meninggal sebelumnya berada di Filipina, Hong Kong, Jepang, dan Prancis.

"Kasus terakhir ini adalah sopir taksi yang tidak berlisensi. Klien utamanya adalah orang-orang yang pernah ke China, Hong Kong, dan Makau," kata menteri kesehatan dan kesejahteraan Taiwan Chen Shih-chung dikutip Channel News Asia, Senin (17/2).

Chen mengatakan, pihak berwenang tengah memeriksa daftar klien pengemudi dan riwayat perjalanan sopir itu dalam upaya untuk melacak kemungkinan sumber infeksi. Seorang kerabat laki-laki berusia 50 tahun dari korban kemudian dikonfirmasi telah tertular virus, meskipun ia tidak menunjukkan gejala apa pun.

Kasus-kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Taiwan kini mencapai 20. Prancis melaporkan kematian akibat Covid-19 pertama di luar Asia pada Sabtu. Hal itu memicu kekhawatiran global tentang epidemi tersebut.

Sementara, hampir 1.000 warga Taiwan masih menunggu proses evakuasi dari provinsi Hubei. Sebelumnya, Beijing dan Taipei saling menuduh adanya manipulasi politik yang menyebabkan penundaan evakuasi tersebut.

Taiwan menerbangkan 247 orang dari ibu kota Hubei, Wuhan, dengan penerbangan China Eastern Airlines milik daratan pada 3 Februari. Tetapi langkah evakuasi itu dilakukan menyebabkan ketidaksepakatan. Hubungan antara keduanya dipersulit oleh fakta bahwa Beijing memandang orang Taiwan sebagai warga negaranya sendiri, bukan sebagai warga negara asing.

Hingga Senin (17/2), Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan 105 kematian baru dan 2.048 kasus baru. Jumlah total kasus keseluruhan menjadi 70.500 dengan total kematian 1.770.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement