Senin 17 Feb 2020 14:22 WIB

Kota Wisata Sharm el-Sheikh Mesir Kembali Dibuka untuk Turis

Turis asal Inggris menjadi yang pertama mengunjungi Sharm el-Sheikh Mesir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Sharm el-Sheikh, kota tujuan wisata di Mesir.
Sharm el-Sheikh, kota tujuan wisata di Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, SHARM EL-SEIKH -- Kota wisata Sharm el-Sheikh di Mesir kembali kedatangan wisatawan asal Inggris, Ahad (16/2). Penerbangan yang menghubungkan antara Inggris dengan wilayah Mesir itu sempat ditutup karena pemboman pada 2015.

Sebuah penerbangan TUI dari Gatwick disambut dengan perayaan setelah mendarat. Seorang penumpang mengatakan, penerbangan itu mendapatkan sambutan dengan pemadam kebakaran yang mengalirkan air ke atas pesawat setelan sampai di landasan. Penyambutan dengan bunga, musik, dan koktail pun diberikan. Pejabat setempat pun menghampiri wisatawan Inggris yang baru kembali lagi ke kota itu.

Baca Juga

Dikutip dari The Guardian, TUI yang merupakan perusahaan perjalanan terbesar di Inggris mengumumkan sejak tahun lalu akan melanjutkan rute tersebut pada Februari. Keputusan itu dibuat setelah Departemen Transportasi mencabut pembatasan pada Oktober karena adanya perbaikan dalam prosedur keamanan. TUI diyakini sebagai perusahaan perjalanan besar pertama yang mengumumkan kapan akan melanjutkan penerbangan.

"Kerja sama yang erat antara para pakar keamanan penerbangan kami dan rekan-rekan Mesir mereka," ujar TUI dalam pernyataan menerangkan alasan kembali pembukaan ruter.

Pada bulan Januari, Easyjet mengumumkan akan melanjutkan penerbangan ke destinasi itu. Maskapai mengatakan, dua penerbangan per pekan akan diluncurkan dari Manchester mulai 7 Juni dan penerbangan dari Gatwick akan dimulai pada 30 September.

Ratusan ribu turis Inggris pergi ke tujuan Laut Merah setiap tahun sebelum pemboman sebuah pesawat Rusia setelah lepas landas dari bandara Sharm el-Sheikh. Penghancuran penerbangan Metrojet 9628 pada 31 Oktober 2015 menewaskan 224 orang, terutama wisatawan Rusia. Peristiwa itu memicu penurunan tajam pada pengunjung dari Inggris, karena memaksa mereka untuk mengambil beberapa penerbangan atau feri dari Hurghada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement