Senin 17 Feb 2020 15:50 WIB

Dua Perampok Tisu Toilet Dibekuk di Hong Kong

Perampokan tisu toilet terjadi di tengah kekhawatiran stok barang akibat virus corona

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pengunjung toko melihat masker yang dijual di sebuah apotek di Hong Kong, Senin (10/2).
Foto: AP/Vincent Yu
Pengunjung toko melihat masker yang dijual di sebuah apotek di Hong Kong, Senin (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi melaporkan sekelompok orang merampok 50 bungkus gulungan tisu toilet di Hong Kong, Senin (17/2). Perampokan itu terjadi karena berkembangnya kekhawatiran masyarakat terhadap stok barang akibat virus corona yang menyebar.

Perampokan terjadi ketika seorang kurir pengantar barang di luar sebuah supermarket di Mong Kok. Sebanyak tiga orang mengancam kurir tersebut dengan pisau untuk memberikan barang yang sedang dibawanya.

Baca Juga

"Seorang petugas pengiriman diancam oleh tiga pria yang memegang pisau yang mengambil kertas toilet senilai lebih dari 1.000 dolar Hong Kong," kata seorang juru bicara polisi, dikutip dari The Guardian.

Cuplikan dari Now TV menunjukkan polisi berdiri di sekitar beberapa tumpukan tisu toilet di luar supermarket Wellcome. Barang bukti bernilai sekitar 220 dolar AS ini pun diamankan.

Akibat ulah perampokan itu, polisi telah menangkap dua dari tiga orang. Saat ini polisi masih memburu pencuri ketiga. Belum ada keterangan lebih lanjut atas peristiwa tersebut.

Kepanikan di Hong Kong atas virus korona membuat rak-rak supermarket kosong. Orang-orang menimbun kertas toilet, produk pembersih, dan bahan makanan pokok sehingga membuat stok menjadi sulit didapatkan.

Pihak berwenang menyalahkan rumor berita palsu yang disebarkan secara daring. Kondisi itu yang membuat masyarakat panik meski pemerintah mengatakan pasokan makanan dan barang-barang rumah tangga tetap stabil.

Komisi kesehatan China mengungkapkan jumlah kasus di negara itu mencapai 70.548, naik 2.048 pada Senin (17/2). Total kematian sekarang mencapai 1.770, setelah 105 kematian lainnya dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Dari kematian baru itu, hanya lima yang dilaporkan di luar provinsi Hubei, China. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement