REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pemerintahannya bertekad menguasai kembali seluruh wilayah Suriah. Hal itu dia utarakan saat pertempuran sengit masih berlangsung di Provinsi Idlib.
"Rakyat Suriah bertekad untuk membebaskan semua wilayah Suriah," kata Assad setelah melangsungkan pertemuan dengan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani pada Ahad (16/2), seperti dilaporkan kantor berita Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA).
Menurut Assad, kelompok oposisi bersenjata di Idlib telah memanfaatkan penduduk sipil di sana untuk dijadikan perisai manusia. Tujuannya tak lain agar mereka dapat menghadapi dan menghentikan masuknya pasukan pemerintah ke wilayah tersebut.
Larijani menyatakan dukungan negaranya kepada Pemerintah Suriah dalam menghadapi pasukan oposisi bersenjata akan terus berlanjut. Selain Rusia, Iran diketahui telah menjadi sekutu penting pemerintahaan Assad dalam konflik di negara tersebut.
Dukungan Rusia dan Iran telah memungkinkan pasukan pemerintah Suriah memperoleh kembali kontrol atas sebagian besar wilayah yang sebelumnya dikuasai kelompok oposisi bersenjata. Kini, pasukan Suriah sedang berupaya merebut Idlib, basis terakhir yang masih dikontrol oposisi.
Pertempuran di Idlib, tak hanya melibatkan pasukan pemerintah dan oposisi, tapi juga Turki. Ankara diketahui mendukung kelompok oposisi yang sebelumnya berkeinginan menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan, jika pos-pos pengamatan militer negaranya di Idlib diserang, Turki akan membidik pasukan Suriah di mana pun mereka berada.
Menurut PBB, lebih dari 300 warga sipil tewas selama pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan ke Idlib sejak Desember tahun lalu. Sementara sekitar 600 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.