Senin 17 Feb 2020 18:12 WIB

KBRI Tokyo Pantau Kondisi WNI di Kapal Pesiar

Sebanyak 78 WNI yang jadi awak kapal pesiar Diamond Princess masih dikarantina.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Ambulans meninggalkan pelabuhan tempat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina berlabuh pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.
Foto: AP/Jae C Hong
Ambulans meninggalkan pelabuhan tempat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina berlabuh pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo mengatakan, masih terus memantau kondisi 78 awak kapal berwarga negara Indonesia di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di pelabuhan Yokohoma, Jepang. Hingga hari ini, Senin (17/2) mereka semua dalam keadaan sehat.

"Kabar terakhir tadi pagi baik-baik," ujar Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Eko Junor saat dihubungi Republika.co.id Senin (17/2).

Baca Juga

Eko mengatakan, evakuasi para awak kapal di Yokohoma masih belum direncakan untuk dilakukan. Menurutnya, rencana pemulangan selepas masa karantina pun masih harus dipikirkan dan dibicarakan kepada para awak kapal tersebut. "Pemulangan harus ditanya ke mereka sebagai awak kapal, yang pasti punya kontrak kerja. Mereka bukan penumpang ataupun tamu. Siapa tahu mereka ingin langsung bekerja lagi," ujar Eko menambahkan.

Hingga kini pun, KBRI Tokyo masih selalu memantau kondisi jika para awak kapal yang bekerja di kapal pesiar bermuatan 3.600, butuh pertolongan. Tiga hari lalu, pihak KBRI mengirimkan bantuan berupa makanan dan tolak angin kepada 78 awak kapal WNI.

Dalam unggahannya di Twitter resmi KBRI Tokyo, beberapa awak kapal perwakilan dari 78 WNI tertangkap kamera sedang menyortir kiriman dari KBRI Tokyo untuk mereka semua. Meskipun tidak banyak namun cukup menghibur, katanya. Sejak 5 Februari, kapal pesiar Diamond Princess menjadi sasaran karantina 14 hari. Hal itu dikarenankan kedapatannya satu penumpang yang positif terpapar virus corona baru. Seiring berjalannya waktu, para pihak berwenang menemukan kasus baru di antara para penumpang kapal dan awak kru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement