Selasa 18 Feb 2020 01:10 WIB

Jumlah Kematian Akibat Virus Corona Hampir 1.800 Orang

Jumlah kasus baru virus corona naik hampir lima persen.

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Hafil
Kematian akibat virus corona, ilustrasi
Foto: Republika
Kematian akibat virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Pemerintah China kembali melaporkan kenaikan jumlah tingkat infeksi virus corona di Provinsi Hubei. Setelah dua hari terjadi penurunan, pejabat kesehatan setempat mengatakan ada 1.933 kasus baru dan 100 kematian, membuat secara total kematian mendekati 1.800 pada Ahad (16/2).

Dikutip presstv.com, Senin (17/2), jumlah kasus baru naik hampir lima persen dari satu hari sebelumnya, tetapi bersamaan dengan itu jumlah kematian turun dari 139. Hampir 90 persen dari kasus baru tersebut terjadi di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei yang menjadi tempat awal virus corona ditemukan.

Baca Juga

Sejak Desember 2019, virus corona jenis baru ditemukan dan diyakini berasal dari pasar yang menjual makanan laut sekaligus satwa liar di Wuhan. Dari sana, terdapat 70.548 kasus yang dikonfirmasi di seluruh daratan China dengan total 1.770 kematian.

Peningkatan jumlah kasus baru terjadi dua hari setelah pejabat kesehatan melaporkan bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi telah melambat. Para pejabat medis mengatakan dari 70.548 kasus di daratan China, 10.844 orang sejauh ini telah dirawat dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Jumlah kasus infeksi virus yang kembali bertambah membuat pemerintah Negeri Tirai Bambu harus memberlakukan pembatasan baru di Hubei. Dalam pembatasan baru yang diberlakukan kemarin, kendaraan dilarang untuk berkeliaran di jalan dan perusahaan diminta menutup bisnis hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Virus corona jenis baru atau yang secara resmi dinamakan COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebar cepat dan melintasi perbatasan China. Sejauh ini lebih dari 500 orang di luar daratan Cina terinfeksi dan menewaskan sedikitnya lima orang.

Atas wabah virus corona, Pemerintah China mempertimbangkan penundaan pertemuan tahunan parlemen yang dijadwalkan untuk diselenggarakan pada 5 Maret mendatang. Standing Committee of the National People’s Congress (Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional) akan mengadakan pertemuan pada Rabu (19/2) mendatang untuk membahas penundaan pertemuan parlemen secara penuh.

Sekitar 3.000 anggota parlemen diperkirakan akan berkumpul di Ibu Kota Beijing selama sekitar dua pekan pertemuan yang dihadiri oleh Presiden Cina Xi Jinping dan pimpinan negara lainnya, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, badan penasehat yang terdiri dari sekitar 2.000 perwakilan dari perusahaan, etnis minoritas, organisasi budaya dan kelompok lain,  mengambil bagian dalam pertemuan tersebut setiap tahun.

Sementara itu, Jepang sebagai negara kedua yang terdampak virus corona terbesar setelah China mengatakan telah mengevakuasi lebih banyak warganya dari Wuhan pada Senin (17/2) hari ini. Secara total ada 763 warga dari Negeri Matahari Terbit itu yang telah dievakuasi dari kota tersebut.

Lebih dari 400 orang yang dilaporkan terinfeksi di Jepang. Atas situasi wabah virus corona yang mengkhawatirkan, negara itu membatalkan perayaan ulang tahun Kaisar Naruhito.

“Mengingat berbagai situasi saat ini, kami telah memutuskan untuk membatalkan kunjungan oleh masyarakat umum ke istana untuk ulang tahun yang mulia,” ujar pernyataan dari agensi rumah tangga kekaisaran pada Senin (17/2).

Kemudian di Thailand, ada satu kasus baru virus corona yang dikonfirmasi. Pejabat kesehatan negara itu mengatakan satu kasus baru terdeteksi pada Senin (17/2), sehingga jumlah total menjadi 35 sejak Januari. Sebanyak 15 orang dilaporkan telah pulh dan tidak ada kematian yang tercatat di Negeri Gajah Putih.

Selanjutnya di Australia, sebanyak lebih dari 200 warga yang dikarantina di pusat penahanan imigrasi di Pulau Christmas telah dipulangkan. Mereka yang datang dari Wuhan dinyatakan aman dari virus corona.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan 14 orang dinyatakan positif terinfeksi virus di antara orang-orang yang dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang yang dikarantina. Para pejabat di negara itu mengatakan para penumpang telah bersiap kembali ke Negeri Paman Sam.

“Selama penerbangan, orang-orang ini akan terus diisolasi dari penumpang lain," ujar pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Semua penumpang lainnya akan menjalani karantina 14 hari segera setelah mereka tiba di AS. Sekitar 380 warga Amerika lainnya dan anggota keluarga mereka dilaporkan berada di Diamond Princess juga. Di kapal pesiar itu, setidaknya 355 kasus infeksi virus corona telah terdeteksi.

Kemudian di Iran, sebanyak 60 mahasiswa yang kembali dari Wuhan pada 5 Februari lalu semuanya dinyatakan negatif virus corona. Mereka dijadwalkan untuk meninggalkan karantina yang dilakukan di Shahriar, Provinsi Tehran pada Senin (17/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement