REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- China menyatakan jumlah kasus infeksi virus Corona menunjukkan penurunan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai data tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati karena tren dapat berubah saat ada populasi baru yang terinfeksi.
"Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah penurunan yang dilaporkan ini akan berlanjut. Segala kemungkinan masih bisa terjadi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
China melaporkan ada 70.635 kasus virus Corona jenis baru yang diberi nama COVID-19, termasuk 1.772 kematian. Dalam 24 jam terakhir, China telah melaporkan 2.051 kasus baru, termasuk hasil yang dikonfirmasi oleh laboratorium dan berdasarkan pengamatan klinis. Sementara, 25 negara lainnya telah melaporkan 700 kasus.
Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan COVID-19 menyerang empat dari setiap 100 ribu orang. Menurutnya, penyebaran virus Corona adalah wabah yang sangat serius dan memiliki potensi untuk terus bertumbuh.
"Tetapi kita perlu menyeimbangkan dalam hal jumlah orang yang terpengaruh. Di luar Hubei, epidemi ini memengaruhi sebagian kecil orang," ujar Ryan.
Kapal pesiar yang dikarantina, Diamond Princess, yang membawa 3.700 penumpang serta awak merupakan gugus kasus terbesar di luar China. Lebih dari 400 orang di dalam kapal tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.