Selasa 18 Feb 2020 10:04 WIB

Dokter di Shanghai Gunakan Plasma Darah untuk Obati Corona

Dokter Shanghai gunakan plasma darah dari pasien eks-Corona untuk obati pasien lain

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi). Dokter Shanghai gunakan plasma darah dari pasien eks-Corona untuk obati pasien lain.
Foto: ist
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi). Dokter Shanghai gunakan plasma darah dari pasien eks-Corona untuk obati pasien lain.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI - Seorang dokter di Shanghai menggunakan plasma darah dari orang-orang yang telah sembuh dari infeksi virus Corona untuk mengobati pasien lainnya yang terjangkit virus tersebut. Profesor dan co-director Shanghai Public Health Clinical Centre, Lu Hongzhou, mengatakan 184 pasien masih dirawat di rumah sakit, dengan 166 kasus ringan dan 18 dalam kondisi serius dan kritis.

Lu mengatakan rumah sakit telah mendirikan klinik khusus untuk memberikan terapi plasma dan sedang memilih pasien yang bersedia menyumbangkan darahnya. Darah tersebut akan disaring untuk diperiksa apakah pendonor memiliki penyakit lain seperti hepatitis B atau C.

Baca Juga

"Kami yakin metode ini bisa sangat efektif pada pasien kami," ujar Lu.

Hingga kini belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat melawan virus Corona jenis baru atau COVID-19. Pengembangan obat-obatan dan vaksin untuk virus Corona diprediksi dapat memakan waktu bertahun-tahun.

Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan mengatakan plasma konvalesen telah terbukti efektif dan dapat menyelamatkan pasien dari penyakit menular termasuk rabies dan difteri. Ryan menilai penggunaan plasma darah untuk mengobati infeksi virus Corona merupakan pendekatan yang sangat valid namun membutuhkan waktu untuk memaksimalkan peningkatan imunitas pasien.

"Jadi itu adalah bidang penemuan yang sangat penting dan saya percaya mereka sedang memulai uji coba di China. Tetapi ini adalah cara yang sangat valid untuk mengeksplorasi terapi, terutama ketika kita tidak memiliki vaksin dan kita tidak memiliki antivirus khusus," ujar Ryan.

Selain menggunakan terapi plasma, para dokter China juga mencoba obat antivirus berlisensi untuk digunakan melawan infeksi virus Corona. Para ilmuwan sedang menguji dua obat antivirus dan hasilnya dapat diketahui dalam beberapa pekan ke depan. Kepala rumah sakit di Wuhan menyatakan bahwa metode pengobatan melalui plasma darah telah menunjukkan hasil awal yang menggembirakan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement