REPUBLIKA.CO.ID, RICHMOND -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders dan Michael Bloomberg saling lempar serangan. Sanders mengatakan taipan media itu mencoba membeli pemilihan presiden dan Bloomberg mengatakan Senator dari Vermont dan pendukungnya merugikan partai.
Sanders membandingkan Bloomberg dengan Presiden Donald Trump. Ia mengatakan keduanya miliuner yang mencoba menggunakan kekayaannya untuk membengkokan sistem politik yang korup.
"Pak Bloomberg, seperti semua orang, memiliki hak untuk maju dalam pemilihan presiden, dia tidak punya hak untuk membeli jabatan presiden!" kata Sanders di hadapan ribuan pendukungnya di Richmond, dekat San Francisco, Selasa (18/2).
Pendukung-pendukung Sanders selalu bersorak menghina setiap kali nama Bloomberg disebutkan. Di Kalifornia, Sanders juga mengkritik catatan buruk Bloomberg mengenai isu ras selama menjabat sebagai wali kota New York.
Sanders yang menyatakan dirinya sebagai sosialis demokratik selalu mengkritik upaya miliuner mempengaruhi politik. Serangan-serangan Sanders mendapat tanggapan dari Bloomberg.
Di media sosial Twitter, ia mencicitan sebuah video yang memperlihatkan pendukung Sanders yang dikenal sebagai 'Bernie Bros' menyerang kandidat lain. Klip itu diakhiri Sanders menyerukan 'wacana sipil' diikuti pertanyaan 'Benarkah?'.
"Kami harus bersatu untuk mengalahkan Trump pada bulan November, jenis 'energi' seperti ini tidak akan membawa kami kemana-mana," cicit Bloomberg.
Tim kampanye Bloomberg mengatakan serangan-serangan Sanders 'memalukan' dan mereka membandingkannya dengan Trump yang juga tidak adil dalam mengkritik Bloomberg. Mereka mengatakan serangan itu menunjukan Bloomberg semakin mengancam secara politis.
Peringkat Bloomberg dalam jajak pendapat kandidat presiden dari Partai Demokrat meningkat tajam. Terutama setelah ia menghabiskan ratusan juta dolar AS uangnya untuk iklan di negara-negara bagian yang menggelar pemilihan bulan Maret dan sesudahnya.
Sanders memimpin dalam jajak pendapat nasional dan Nevada. Negara bagian yang akan menggelar pemungutan suara pada Sabtu (22/2) mendatang. Ia tampil baik di dua pemilihan sebelumnya di Iowa dan New Hampshire.
"Pada titik ini, Bernie kalah primary, dan kami menang, Bernie tahu ini, Trump tahu ini, itu mengapa mereka bersatu berkampanye melawan Mike, kampanye ini tidak akan duduk diam dan membiarkan serangan palsu berdiri tegak tanpa respon," kata manager kampanye Bloomberg, Kevin Sheekey.