Rabu 19 Feb 2020 08:41 WIB

China Sebut Pembatasan Perjalanan Picu Kepanikan

China menyebut pembatasan perjalanan berdampak pada ekonomi global.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
China Sebut Pembatasan Perjalanan Picu Kepanikan. FOto: Ilustrasi Penyebaran Virus Corona
Foto: MgIT03
China Sebut Pembatasan Perjalanan Picu Kepanikan. FOto: Ilustrasi Penyebaran Virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Duta Besar China untuk Uni Eropa Zhang Ming mengatakan pembatasan perjalanan yang diterapkan berbagai negara kepada China akibat wabah virus korona atau Covid-19 telah memicu kepanikan. Menurutnya hal itu berpotensi berdampak signifikan terhadap ekonomi global.

"Dampak epidemi pada ekonomi global sangat tergantung pada respons global. Saya ingin menekankan bahwa satu-satunya hal yang perlu ditakuti adalah ketakutan itu sendiri, bukan virus," kata Zhang pada Selasa (18/2), dikutip laman the Straits Times.

Baca Juga

Dia kembali menegaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan China. "Pembatasan seperti itu akan menambah kepanikan dan mengganggu upaya pengurungan," ujarnya.

Zhang mengakui wabah Covid-19 telah menimbulkan dampak ekonomi bagi China. Namun dia mengklaim bahwa dampaknya terbatas, jangka pendek, dan dapat dikelola. "Epidemi ini tidak akan mengubah prospek positif ekonomi China dalam jangka panjang, permintaan pasar yang ditawarkan oleh 1,4 miliar konsumen China, atau komitmen China untuk reformasi dan keterbukaan. Tidak perlu bagi investor global untuk terlalu khawatir," ucapnya.

Ia pun merespons kritik yang menyebut Cina kurang transparan dalam memberikan informasi awal tentang Covid-19. "Tidak adil untuk menyimpulkan bahwa Pemerintah China tidak transparan karena kurangnya pengetahuan tentang virus pada tahap yang sangat awal. Keterbukaan dan transparansi adalah senjata paling ampuh melawan epidemi," kata Zhang.

Hingga berita ini ditulis jumlah warga China yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 2.000 jiwa. Cina masih merawat sekitar 74.129 warga yang terinfeksi Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement