Rabu 19 Feb 2020 12:24 WIB

500 Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princess Diizinkan Turun

Para penumpang kapal pesiar Diamond Princess pada Rabu (19/2) pagi mulai turun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Seorang penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang turun dari kapal dikerubuti wartawan pada Rabu (19/2). Sekitar 500 orang diperkirakan akan turun dari kapal usai jalani 14 hari karantina.
Foto: Toru Hanai/EPA
Seorang penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang turun dari kapal dikerubuti wartawan pada Rabu (19/2). Sekitar 500 orang diperkirakan akan turun dari kapal usai jalani 14 hari karantina.

REPUBLIKA.CO.ID, YOKOHAMA -- Para penumpang kapal pesiar Diamond Princess pada Rabu (19/2) pagi mulai turun dari kapal. Mereka diperbolehkan turun setelah menjalani 14 hari karantina.

Wabah virus Corona Covid-19 telah menyebabkan 542 penumpang dan kru terinfeksi di Diamond Princess. Ini merupakan kasus penyebaran virus terbesar di luar daratan China.

Baca Juga

Dilansir BBC pada Rabu (19/2) disebutkan para penumpang selama berhari-hari menggambarkan situasi karantina yang sulit di kapal. Beberapa negara telah mengevakuasi warganya saat infeksi menyebar.

Hanya penumpang yang telah dites negatif untuk virus dan tidak menunjukkan gejala selama periode karantina yang akan diizinkan meninggalkan kapal. Mereka yang dites negatif tetapi berada di kabin dengan orang yang terinfeksi harus tetap berada di kapal untuk karantina tambahan.

Proses turun akan berlanjut selama beberapa hari, menurut media Jepang yang mengutip pejabat kesehatan. Sekitar 500 orang diperkirakan akan turun dari kapal pada Rabu.

Pada Selasa, Jepang mengatakan ada 88 kasus infeksi baru di atas kapal sehingga totalnya menjadi 542 kasus yang dikonfirmasi. Beberapa negara dan teritori secara terpisah telah mengevakuasi warganya dari kapal atau berencana untuk melakukannya dalam beberapa hari mendatang.

Covid-19 kini telah merenggut 2.004 nyawa di China, menurut data China terbaru yang dirilis pada Rabu (19/2). Ada 74.185 infeksi yang dikonfirmasi tercatat di daratan China dan sekitar 700 kasus di negara lain di seluruh dunia.

Hong Kong pada Rabu mengatakan orang kedua telah meninggal karena virus itu. Sementara Perancis, Jepang, Filipina, dan Taiwan masing-masing memiliki satu kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement