Rabu 19 Feb 2020 18:29 WIB

Ini Cerita Mereka yang Berhasil Melawan Virus Corona

Ia harus berbagi bangsal dengan lima pasien corona lainnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19 (ilustrasi)
Foto: AP
Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHINA -- Yangyang (28 tahun) baru saja dinyatakan pulih dari virus Covid-19 atau corona. Telur orak-arik dengan tomat adalah makanan pertama yang ia santap setelah pulang dari rumah sakit di Wuhan. "Pertama kalinya saya berpikir betapa telur ini sangat lezat," tulis Yangyang di media sosialnya.

"Semua teman yang masih bertarung di rumah sakit, aku juga tidak sabar untuk melihat kalian!" tulisnya lagi.

Baca Juga

Kepada Aljazeera, Yangyang menceritakan awal mulanya menjadi bagian dari mereka yang terinfeksi Covid-19. Lebih dari dua minggu, ia bersama ayahnya juga terinfeksi belum juga mendapatkan perawatan di rumah sakit karena penuh.

Yangyang bahkan juga mem-posting kondisinya di akun sosial Weibo untuk meminta bantuan pada 2 Februari 2020. "Aku tak berdaya! Tak berdaya!" tulis Yangyang.

Menurut dia, tidak ada alat tes RNA yang tersedia saat itu dan setelah hampir satu minggu terjangkit corona. Barulah satu minggu kemudian dia dan ayahnya menjalani tes dan menerima hasil positif corona. Namun, pihak rumah sakit mengatakan harus melakukan tes dua kali dan keduanya menyatakan positif agar bisa masuk rumah sakit. "Aku tidak tahu harus berbuat apa. Kami tidak ingin mati!" kata Yangyang melanjutkan.

Untungnya, ia bergabung dengan suatu komunitas. Setelah komunitasnya membaca postingannya di media sosial dan mendapatkan perhatian luas, dia menerima panggilan telepon yang memerintahkannya untuk dirawat di Rumah Sakit No 7 Wuhan bersama ayahnya.

Di dalam rumah sakit, ia pun harus berbagi bangsal dengan lima pasien corona lainnya. Yangyang mengaku tidak keberatan karena semua yang datang di rumah sakit tersebut sama-sama berjuang untuk penyembuhan. "Aku sangat bersyukur sudah bisa mendapatkan tempat tidur. Jadi, aku tidak mengeluh tentang bangsal yang sesak ini," ujarnya.

Menurut dia, ada banyak orang yang tidak seberuntung dia. Mereka harus mengarantina di dalam rumahnya sendiri dan kondisinya akan terus memburuk sebelum mereka bahkan menemui dokter. Kini setelah dinyatakan pulih dan telah melakukan CT Scan, Yangyang mengaku ingin membayar utang. Yangyang ingin membantu mereka yang masih terbaring di rumah sakit Wuhan dengan plasma darahnya.

"Saya mendengar bahwa plasma orang yang telah pulih dari virus dapat membantu penyembuhan pasien lainnya. Saya akan menyumbang begitu saya menyelesaikan masa karantina 14 hari ini," ujarnya.

Selain Yangyang, ada juga seorang wanita berusia 34 tahun bernama Peng. Peng mengaku mengalami gejala pada 27 Januari, tetapi baru masuk rumah sakit seminggu kemudian setelah hampir merasakan sulit bernapas. Bahkan ketika pertama kali masuk bangsal rumah sakit, Peng mengaku hampir saja menyerah karena banyaknya pasien corona.

Beruntungnya, setelah mendapatkan perawatan intensif, kondisi Peng menjadi lebih stabil. Dua minggu kemudian Peng menjalani tes kembali dan dinyatakan negatif corona setelah melakukan dua kali tes.

Peng saat ini telah kembali ke rumahnya dan harus mengarantina diri selama 14 hari sebelum kembali menjalani aktivitas di luar rumah. "Ketika wabah corona ini berakhir, aku akan kembali ke Rumah Sakit Wuhan untuk mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang merawatku. Para pekerja medis itu memberiku kehidupan kedua," ujar Peng kepada Aljazirah.

Seorang dokter dari rumah sakit Wuhan mengatakan, mereka yang telah dinyatakan pulih harus memenuhi dua kriteria. Pertama, mereka tidak boleh memiliki gejala apa pun termasuk demam atau batuk dan harus lulus tes corona virus dua kali. Serta semua mantan pasien corona harus mengarantina dirinya di dalam rumah selama 14 hari. Mereka harus segera melapor ke dokter apabila mendapatkan kembali gejala corona.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement