Kamis 20 Feb 2020 06:10 WIB

Sembilan Tahun Berlalu, Jepang Pastikan Fukushima Aman

Sepanjang 2019, tak ada sampel produk pertanian melewati batas paparan radioaktif.

Sembilan Tahun Berlalu, Jepang Pastikan Fukushima Aman. Alat pengukur radiasi radioaktif menunjukkan hasil pengkuran di area sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima yang rusak karena tsunami.
Foto: satria kartika yudha
Suasana pusat latihan sepak bola J-Village di Fukushima, Jumat (7/2). J-Village akan menjadi lokasi titik awal kirab obor Olimpiade 2020.

Area kontaminasi radioaktif di udara, menurut hasil pemantauan pemerintah, juga terus menyusut dengan angka radiasi yang turut mengecil. Di pusat Kota Fukushima, misalnya, radiasi sebelum bencana terpantau di angka 0,04 mikrosievert/jam. April 2011, angkanya naik drastis hingga mencapai 2,74 mikrosievert/jam. Setelah penurunan dari tahun ke tahun, per Juli 2019 angkanya telah kembali mendekati kondisi semula, yaitu 0,14 mikrosievert/jam.

Dengan begitu, masyarakat yang sebelumnya dievakuasi juga telah banyak yang kembali ke kawasan tempat tinggal mereka. Dari angka paling tinggi 164.865 orang pada Mei 2012, kini tersisa sekitar satu perempat, 42.705 orang, yang berarti 2,3 persen dari seluruh populasi di Prefektur Fukushima.

Kemudian contoh paling konkret, hasil uji deteksi radiasi pada produk-produk pertanian dan perikanan juga menunjukkan kecenderungan positif. Data Pusat Teknologi Pertanian Fukushima menunjukkan sepanjang 2019 tidak ada satu pun sampel produk pertanian, seperti beras, sayur, buah, daging, bahkan jamur liar, yang melewati angka batas standar paparan radioaktif dari zat cesium.

Sebetulnya hasil uji yang positif ini telah muncul sepenuhnya pada 2017. Kurun waktu dua tahun, hasilnya tetap dalam konsistensi yang sama.

Hanya saja pada produk ikan dari sungai, danau, dan rawa, sebanyak empat dari 1.128 total sampel yang diuji tercatat mempunyai angka kontaminasi radioaktif yang melebihi standar. Namun angka itu kecil sekali jika dibuat prosentase, yakni 0,35 persen.

Bagaimanapun, fakta-fakta hasil penanganan sembilan tahun belakangan itu tentu tidak serta-merta membebaskan Fukushima dari rumor radiasi, hanya saja pemerintah Jepang nampak telah cukup nyaman menyebut dirinya pulih dan bangkit. Sejak tak cukup dengan data hasil pengujian, berbagai bentuk promosi dikejar, termasuk melibatkan Fukushima dalam gelaran pesta olahraga dunia, Olimpiade 2020, yang memang menempatkan Tokyo sebagai tuan rumah utama.

Akhir Maret mendatang, Fukushima akan menjadi titik awal estafet obor (torch relay) Olimpiade. Sementara saat gelaran pertandingannya nanti mulai 24 Juli hingga 9 Agustus, Stadion Baseball Azuma di Kota Fukushima akan menjadi arena (venue) untuk dua cabang olahraga, baseball dan softball.

Di luar itu pula, ternyata pimpinan pemerintahnya sendiri tidak muluk-muluk berpromosi. Gubernur Fukushima Masao Uchibori melakukan semacam pendekatan personal dengan model 'blusukan', mempromosikan berbagai hasil pertanian dari wilayahnya kepada masyarakat di negara-negara lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement