Kamis 20 Feb 2020 06:59 WIB

Trump Berniat Maafkan Kasus Wikileaks

Donald Trump berniat untuk memaafkan pendiri Wikileaks, Julian Assange

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
Julian Assange. Donald Trump berniat untuk memaafkan pendiri Wikileaks, Julian Assange. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Julian Assange. Donald Trump berniat untuk memaafkan pendiri Wikileaks, Julian Assange. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berniat untuk memaafkan pendiri Wikileaks, Julian Assange. Namun demikian, dia meminta Assange untuk menyatakan bahwa Rusia tidak memiliki hubungan dengan publikasi WikiLeaks tentang email Partai Demokrat pada 2016 silam.

Dilansir Reuters pada Kamis (20/2), Assange terlihat dalam video dari dalam penjara, sesaat ketika pengacaranya sedang membahas keperluan ekstradisinya ke Amerika Serikat.

Baca Juga

Pengacara Assange, Edward Fitzgerald, di Pengadilan Westminster Magistrates juga merujuk pada pernyataan saksi dari mantan anggota Kongres Republik AS, Dana Rohrabacher, yang telah mengunjungi Assange pada tahun 2017. Dalam prosesnya ia dinyatakan telah dikirim oleh Presiden AS untuk opsi pemaafan.

Berdasarkan pernyataan Rohrabacher, tawaran maaf bagi Assange berlaku jika syarat terkait Rusia yang tak ikut campur dalam kebocoran email yang merusak kampanye presiden Hillary Clinton pada 2016 lalu dilakukannya.

Dalam sidang pada Rabu (19/2), Assange hanya datang untuk mengonfirmasi nama dan tanggal lahirnya. Dia tampak santai dan lebih banyak membaca catatannya. Hal unik juga dilakukannya dengan mengenakan dua pasang kacamata, satu dikenakannya, satu lainnya ia mainkan dengan memutar-mutarnya.

Assange yang merupakan pria kelahiran Australia menjadi pemberitaan utama global pada 2010 lalu. Saat itu, WikiLeaks menerbitkan video militer rahasia AS pada serangan 2007 lalu. Video menunjukkan helikopter Apache di Baghdad dan menewaskan belasan orang, termasuk dua staf kantor berita Reuters.

Dalam prosesnya, Amerika Serikat semakin geram terhadap WikiLeaks ketika menerbitkan cache dokumen militer dan kabel diplomatik yang bocor. Rencananya, sidang ekstradisi penuh dia akan dibagi menjadi dua bagian, meski babak kedua masih ditunda hingga Mei mendatang.

Hingga kini, Assange telah menghabiskan tujuh tahun bersembunyi di kedutaan Ekuador sebelum akhirnya diseret April lalu oleh AS. Dia didakwa 18 tuntutan, termasuk persekongkolan untuk meretas komputer permerintah dan pelanggaran undang-undang spionase.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement