Kamis 20 Feb 2020 08:31 WIB

WNI di Singapura Sembuh dari Virus Corona

Korban meninggal akibat virus corona lampaui 2.000 orang.

Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.
Foto: EPA-EFE/How Hwee Ypung
Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan WNI Kementerian Judha Nugraha mengatakan, seorang WNI di Singapura telah dinyatakan sembuh dan terbebas dari infeksi virus korona (Covid-19). WNI tersebut kini sudah keluar dari rumah sakit.

"Untuk di Singapura, kami sudah dapat info bahwa yang bersangkutan sudah sehat dan sudah keluar dari rumah sakit," ujar Judha, Rabu (19/2). Judha mengatakan, pemerintah belum dapat memastikan apakah WNI tersebut akan dipulangkan.

Baca Juga

Sebab, WNI itu tidak bersedia memberikan data-datanya kepada KBRI Singapura. Judha menyebut, hal itu adalah ranah privasi WNI tersebut. "Yang bersangkutan memang tidak bersedia untuk memberikan datanya kepada KBRI, tentunya kami memahami dan menghargai itu. Itu menjadi privasi dari yang bersangkutan," kata Judha.

WNI tersebut merupakan kasus ke-21 positif virus korona di Singapura dari klaster Yong Thai Hang medical corp. Dia dinyatakan sembuh setelah dirawat di rumah sakit sejak 4 Februari.

Hingga Selasa (18/2), Pemerintah Singapura mengonfirmasi empat kasus baru positif virus korona. Dengan demikian, totalnya mencapai 81 kasus. Jumlah itu merupakan salah satu yang paling tinggi setelah penularan di Cina daratan.

Pemerintah Singapura juga mencatat lima pasien sembuh dan dipulangkan sehingga total 29 orang yang dinyatakan sembuh. Sedangkan 48 pasien dinyatakan dalam kondisi stabil dan empat orang dalam perawatan ICU.

Kementerian Tenaga Kerja Singapura (MOM) sejauh ini memperingatkan para pengusaha untuk tidak mengirim para pekerja pergi ke rumah sakit, kecuali ada kondisi darurat medis yang terjadi. Peringatan ini datang setelah laporan dari sejumlah rumah sakit yang menyatakan, banyak pengusaha yang membawa pekerja di perusahaan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus korona.

“Para pengusaha yang bertindak tidak bertanggung jawab dengan menyalahgunakan fasilitas medis dapat ditangguhkan izin usaha untuk sementara,” ujar pernyataan dari MOM, dilansir The Strait Times pada Rabu (19/2).

photo
Seorang perawat mengecek kondisi pasien yang terjangkit virus corona.

Dalam pesan yang diberikan kepada para pengusaha, Direktur Divisi Manajemen Tenaga Kerja Asing MOM, Kevin Teoh mengatakan, kementerian telah mendapat laporan dari rumah sakit atas tindakan mereka yang mengirimkan para pekerja ke rumah sakit. Ia mengingatkan bahwa rumah sakit tak akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui, apakah mereka terinfeksi virus korona, kecuali indvidu memiliki gejala atau berada dalam keadaan tidak sehat.

“Ini adalah langkah untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan difokuskan pada individu yang berada dalam kondisi tidak sehat dan membutuhkan penanganan medis,” kata Teoh dalam pernyataan kepada pengusaha.

Lebih lanjut, Teoh mengatakan, setiap pekerja yang sakit harus dibawa terlebih dahulu ke dokter umum untuk menentukan, apakah mereka perlu dibawa ke rumah sakit. Ia memastikan bahwa jika diperlukan, tindakan medis akan dilakukan segera.

“Kami mendorong Anda bertanggung jawab secara sosial dan mengirim pekerja ke rumah sakit jika ada keadaan darurat medis. Karena jika tidak demikian, rumah sakit akan menolak penanganan dilakukan dan mendahulukan mereka yang membutuhkannya,” kata teoh menambahkan.

Teoh mengimbau agar para pengusaha terus memantau kesehatan para pekerja di perusahaan mereka jika ingin menghindari penyebaran virus korona jenis baru dan penyakit berbahaya lainnya. Beberapa langkah pemantauan adalah dengan memeriksa suhu dua kali sehari dan memperhatikan kebersihan, seperti mencuci tangan secara rutin dengan sabun.

Otoritas kesehatan di Provinsi Hubei, Cina, melaporkan 132 kematian akibat virus korona atau Covid-19 pada Rabu (19/2) pagi waktu setempat. Dengan demikian, saat ini jumlah korban meninggal karena virus tersebut telah mencapai 2.000 orang. Sebelumnya, pada Selasa (18/2), Cina melaporkan total korban meninggal adalah 1.868 jiwa.

Dikutip laman South China Morning Post, jumlah warga Cina yang tertular atau terinfeksi juga bertambah menjadi 74,187 orang, kemarin. Sekitar 11.200 di antaranya berada dalam kondisi parah atau kritis.

Otoritas kesehatan Hubei juga melaporkan tentang pasien yang sembuh setelah menjalani perawatan. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga yang pulih lebih dari 9.100 orang. n rizky jaramaya/puti almas/kamran dikarma, ed: fitriyan zamzami

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement