REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Lebih dari 100 warga Hong Kong yang dikarantina dalam pelayaran Diamond Princess di Jepang selama lebih dari dua minggu mendarat pada Kamis (20/2) pagi. Mereka tidak bisa langsung kembali ke kediaman masing-masing dan harus menghadapi karantina kembali.
Tiba dengan pesawat sewa Cathay Pacific, sebanyak 106 penumpang kembali ke Hong Kong. Kelompok itu merupakan bagian pertama dari setidaknya dua penerbangan yang diatur pemerintah untuk membawa kembali ratusan warga yang tersisa dari Jepang.
Penumpang yang tiba di Hong Kong langsung dibawa ke karantina di perumahan umum baru di wilayah New Territories. Ratusan demonstran berunjuk rasa selama akhir pekan menentang rencana untuk mengubah beberapa bangunan menjadi pusat karantina.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mendesak warganya untuk menerima rencana karantina pemerintah. Selain menentang pusat karantina, banyak warga menyerukan Lam untuk menutup seluruh perbatasan dengan China daratan. Beberapa pekerja medis telah mogok untuk menekan permintaan itu. Lam mengatakan penutupan perbatasan itu tidak praktis, tidak pantas, dan diskriminatif.
Pihak berwenang Hong Kong mengatakan, 55 dari 364 penduduk Hong Kong terdapat di kapal itu terinfeksi virus corona. Mereka akan tetap berada di Jepang bersama dengan 33 warga lainnya yang telah melakukan kontak dekat dengan mereka.
Diamond Princess yang berbendera Inggris tiba di Yokohama, dekat Tokyo, pada 3 Februari. Dengan sekitar 3.700 orang di dalamnya, mereka harus dikarantina setelah virus itu didiagnosis pada seorang pria yang turun di Hong Kong pada bulan lalu. Lebih dari 600 penumpang dinyatakan positif terkena virus tersebut.