REPUBLIKA.CO.ID, HANAU - Insiden penembakan terjadi dua kali di kota Hanau, Jerman, terjadi pada Rabu (19/2) malam. Menurut laporan polisi, peristiwa ini menewaskan delapan orang.
Menurut laporan media setempat, tiga orang tewas di depan bar pertama dan lima di depan bar kedua. Pelaku penembakan tersebut tidak diketahui dan masih dalam tahap pengejaran.
Dikutip dari Aljazirah, satuan khusus kepolisian pun dikerahkan untuk mengejar sejumlah pelaku yang tidak diketahui jumlahnya. Mereka melarikan diri dari lokasi serangan di kota yang berpenduduk sekitar 90 ribu orang di timur Frankfurt. Polisi bersenjata berat menutup dua jalan di kota Hanau, sementara sebuah helikopter polisi terbang di atas kota.
Penyiar publik Hessischer Rundfunk sebelumnya melaporkan bahwa tembakan pertama dilakukan di sebuah bar shisha di pusat kota. Saksi mengatakan mereka telah mendengar delapan atau sembilan tembakan.
Laporan itu mengatakan bahwa para pelaku kemudian pergi ke lingkungan barat Kesselstadt sebelum mulai menembak lagi di bar shisha lain. Laporan kantor berita DPA menyatakan terjadi penembakan ketiga di lingkungan utara Lamboy tidak dikonfirmasi, tetapi sebuah pasukan polisi berada di daerah itu. Menurut juru bicara kantor kejaksaan, tidak ada korban jiwa di daerah itu.
"Itu adalah malam yang mengerikan, yang pasti akan menduduki kami untuk waktu yang sangat lama dan tinggal bersama kami dalam ingatan yang menyedihkan," kata Walikota hanau Claus Kaminsky.
Anggota parlemen untuk konstituensi Hanau Katja Leikert menulis di media sosial bahwa itu adalah skenario horor bagi kita semua. Hingga saat ini belum diketahui motif dibalik penembakan di beberapa tempat tersebut.
Jerman telah mengalami beberapa serangan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya menewaskan 12 orang di jantung kota Berlin pada Desember 2016. Serangan sayap kanan telah menjadi perhatian khusus bagi otoritas Jerman.
Pada Oktober, serangan senjata anti-Semit yang mematikan di kota Halle di timur pada hari suci Yom Kippur menggarisbawahi meningkatnya ancaman kekerasan neo-Nazi. Amukan itu mengorbankan dua orang ditembak mati yang disiarkan secara langsung.
Sedangkan pekan lalu polisi menangkap 12 anggota kelompok ekstrem kanan Jerman. Mereka diyakini merencanakan serangan kejutan secara besar-besaran terhadap masjid-masjid yang serupa dengan yang dilakukan di Selandia Baru tahun lalu.