Kamis 20 Feb 2020 15:38 WIB

Arab Saudi Imbau Warganya tak Kunjungi Singapura

Imbauan Arab Saudi berkaitan dengan wabah virus corona di Singapura.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.
Foto: EPA-EFE/How Hwee Ypung
Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengimbau warganya agar tak melakukan perjalanan ke Singapura. Hal itu berkaitan dengan wabah virus corona atau Covid-19.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nasional Saudi meminta warganya menahan diri dan menghindari perjalanan ke Singapura. "Kecuali untuk kebutuhan mendesak, mengingat masih adanya kasus infeksi virus korona di Singapura," kata mereka melalui akun Twitter resminya pada Rabu (19/2), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Pada Rabu, Singapura melaporkan tiga kasus baru infeksi Covid-19. Saat ini Singapura menangani 84 pasien yang mengidap virus tersebut. Sementara Saudi belum melaporkan adanya kasus Covid-19 di negaranya.

Riyadh telah mengevakuasi 10 warganya dari China. Namun mereka dinyatakan negatif mengidap virus setelah menjalani masa karantina. Sedangkan negara tetangganya, yakni Uni Emirat Arab (UEA) telah melaporkan delapan kasus Covid-19. Mereka adalah turis China dan dua di antaranya berhasil disembuhkan.

Menteri kesehatan negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) menggelar pertemuan darurat di Riyadh, Saudi, pada Rabu. Mereka membahas tentang wabah Covid-19.

Dilaporkan laman Gulf News, dalam pertemuan itu GCC meninjau situasi terkini di masing-masing negara anggota, termasuk prosedur yang diikuti. Statistik yang berkaitan dengan wabah dan rencana kontingensi serta kesiapsiagaan turut dibicarakan.

Para menteri menegaskan bahwa semua tindakan pencegahan masuknya virus telah diambil, termasuk pengawasan di penyeberangan perbatasan. Hal itu sejalan dengan Peraturan Kesehatan Internasional (2005) yang disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mereka mengamanatkan komite yang relevan bekerja untuk menindaklanjuti semua perkembangan terkait wabah Covid-19. Pertukaran informasi pun harus dilakukan.

Pertemuan darurat di Riyadh dilaksanakan atas permintaan Sekretaris Jenderal GCC Dr Nayef bin Falah Al Hajraf. Tujuannya mengidentifikasi kesiapan enam negara dalam mendeteksi serta menghadapi wabah Covid-19.

Wabah Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 2.000 orang meninggal. Saat ini masih terdapat 74 ribuan kasus infeksi virus yang sedang ditangani China dan lebih dari 20 negara di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement