REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wabah virus corona menjadi salah satu topik pembahasan yang diangkat dalam pertemuan negara-negara G20 di Arab Saudi. Mereka akan membahas risiko atau dampak ekonomi global dari wabah tersebut.
"Kami mengamati dampaknya dengan keprihatinan serius dan selalu mengawasi risikonya," ujar Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda.
Lebih dari 75.400 kasus virus corona dilaporkan terjadi di China dengan 2.236 orang meninggal dunia. Sebagian besar kasus ditemukan di provinsi Hubei dan Wuhan.
Jepang dan Singapura berada di ambang resesi. Sementara, Korea Selatan mengatakan, ekspornya ke China telah merosot dalam 20 hari pertama bulan Februari. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, masih terlalu dini untuk mengemukakan dampak virus korona terhadap ekonomi global.
"Kami masih berharap bahwa dampaknya akan menjadi kurva berbentuk 'V' dengan penurunan (kasus virus corona) di China. Tapi kami juga tidak mengesampingkan bahwa kemungkinan ada skenario lain," ujar Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva.
Kementerian Perdagangan China mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk mengambil langkah dalam membantu perusahaan yang terkena dampak wabah virus corona. Sementara, Wakil Menteri Sains dan Teknologi Cina, Xu Nanping mengatakan, vaksin untuk virus corona akan diuji klinis sekitar akhir April.