REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mulai memberikan tindakan cukup keras terhadap warga Korea Selatan (Korsel) yang akan berkunjung. Satu warga Korsel ditolak turun dari pesawat yang mendarat di bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, Sabtu (22/2) malam.
Kementerian Luar Negeri Korsel menyatakan keberatan atas peristiwa tersebut. Warga Korsel tersebut tidak bisa meninggalkan pesawat Korean Air setelah tiba di bandara karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona.
"Karena tindakan itu diambil tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh Israel, kami telah mengajukan keluhan karena menyebabkan ketidaknyamanan bagi wisatawan kami dan meminta untuk mencegah terulangnya hal itu," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel pun menjelaskan, atas peristiwa itu, Israel berjanji bekerja sama menanggapi hal yang terjadi. Kewaspadaan ini merupakan buntut dari kabar tentang rombongan yang melakukan perjalanan ke sekitar Israel dan Palestina terkena virus corona.
Sebanyak 17 umat Katolik Korsel di Provinsi Gyeongsang Utara dan pemandu wisata mereka di Seoul melakukan perjalanan ke Israel di awal bulan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan dan Penyakit Korea (KCDC), mereka dipastikan telah terinfeksi virus itu.
Otoritas Israel dan Palestina pun berupaya menghilangkan kekhawatiran kemungkinan penyebarnya wabah virus corona setelah mengetahui kabar tersebut. Kelompok itu diketahui telah melakukan tur ke beberapa situs paling populer.
Selain kewaspadaan Israel, Amerika Serikat (AS) pun telah menaikkan rekomendasi perjalanan satu tingkat untuk Korsel ke Tingkat 2 pada skala 1 hingga 4. Departemen Luar Negeri AS meminta wisatawan menghindari kontak dengan orang sakit di tengah penyebaran virus yang menular di Korsel.
Saat ini, Korsel dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan dengan penyebaran virus korona. Infeksi yang terjadi melonjak dari 123 menjadi 556 dan jumlah kematiannya meningkat menjadi empat orang pada Ahad (23/2). Peningkatan besar ini berkaitan dengan kasus sebuah gereja di kota Daegu di tenggara.
"Kami sedang mempelajari dan melakukan langkah-langkah pencegahan (terhadap virus) di Daegu, dan menjaga kemungkinan penyebaran komunitas," kata Direktur KCDC Jeong Eun-kyeong.