REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik laporan penurunan dalam kasus baru penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19, di China. Namun, WHO memberi perhatian pada peningkatan kasus infeksi di luar daratan China tanpa ada hubungan pasti dengan riwayat perjalanan dan kontak langsung.
"Potensi Covid-19 untuk menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah terus menjadi kekhawatiran kami," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Badan PBB ini menyerukan penyediaan dana 675 juta dolar AS untuk mendukung negara-negara yang paling rentan terhadap serangan virus corona. Sebanyak 13 negara di Afrika menjadi prioritas karena hubungan dekatnya dengan China.
Secara total, China telah melaporkan 75.569 kasus kepada WHO. Tedros mengatakan, total kematian sebanyak 2.239 kasus. Menurut data yang tersedia, penyakit ini terdeteksi ringan pada 80 persen pasien dan parah atau kritis pada 20 persen. Virus ini berakibat fatal pada dua persen dari kasus yang dilaporkan.
Penyakit akibat infeksi Covid-19 telah menyebar ke sekitar 26 negara dan wilayah di luar China daratan. Lebih dari puluhan orang telah meninggal dari beberapa wilayah tersebut.
Kabar terbaru terjadi di Korea Selatan yang melaporkan jumlah infeksi baru dua kali lipat menjadi 433 kasus per Sabtu (22/2). Kondisi ini terjadi karena ditemukan satu kasus seorang perempuan yang positif virus corona dan menghadiri acar misa di gereja kota Daegu di tenggara.
Sedangkan di Italia, negara yang paling parah terkena dampaknya di Eropa, virus itu telah menewaskan dua orang, seorang pria dan seorang wanita di usia 70-an. Virus ini pun telah menginfeksi 80 lainnya sebagian besar di utara.
Untuk wilayah Iran, yang tidak ada kasus yang dilaporkan awal pekan ini. Namun pada Sabtu, petugas mengumumkan mendeteksi 10 kasus baru virus korona dan dua kematian lainnya, yang tampaknya menambah jumlah infeksi menjadi 29 dan jumlah kematian menjadi enam.