Ahad 23 Feb 2020 17:38 WIB

Korsel Nyatakan Status Tertinggi Wabah Corona

Hingga Ahad sore, tercatat 602 kasus infeksi corona dengan lima kematian di Korsel.

Korsel Nyatakan Status Tertinggi Wabah Corona. Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Korsel Nyatakan Status Tertinggi Wabah Corona. Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan pemerintah akan meningkatkan status wabah corona di negara itu dalam level paling tinggi, Ahad (23/2). Peningkatan status sebagai upaya menahan gelombang besar infeksi penyakit akibat virus Covid-19 tersebut.

Dalam satu hari ini, Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) melaporkan dua kali kasus baru yang muncul. Angkanya bertambah 123 kasus pada siang, dan bertambah lagi sebanyak 46 kasus pada sore.

Baca Juga

Hingga Ahad sore, jumlah kasus infeksi corona yang dicatat oleh KCDC adalah 602 kasus dengan lima kasus kematian akibatnya. Lebih dari setengah kasus baru itu ditemukan terkait dengan kegiatan di Gereja Shincheonji yang terletak di Kota Daegu, wilayah tenggara negara itu. Salah satu jemaat dikonfirmasi positif corona pekan lalu tanpa ada riwayat perjalanan ke luar negeri.

Berkaitan dengan lonjakan kasus corona tersebut, Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan imbauan perjalanan ke Korsel menjadi level 2 dari skala 4 tertinggi, dan meminta pelancong menghindari kontak dengan orang sakit.

Sementara itu, otoritas Israel dan Palestina mencoba menenangkan ketakutan yang muncul akan potensi penyebaran wabah virus corona di wilayah mereka, setelah menemukan fakta bahwa sejumlah peziarah asal Korea Selatan yang sempat mengunjungi situs religi di tanah suci terjangkit corona.

Menurut data KCDC, sebanyak 17 umat Katolik Korea Selatan di Provinsi Gyeongsang Utara serta pemandu tur mereka yang berziarah ke Israel awal bulan ini dikonfirmasi positif corona. Akibatnya, sejumlah orang Korsel dalam penerbangan Korean Air ditolak masuk di Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada Sabtu malam, dengan alasan mencegah penyebaran virus, menurut keterangan pihak pemerintah Korea Selatan.

"Karena langkah itu diambil tanpa ada pemberitahuan sebelumnya dari Israel, kami telah mengajukan keberatan atas hal yang membuat pelancong kami mengalami ketidaknyamanan, serta meminta pencegahan agar hal serupa tidak terulang," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement