Senin 24 Feb 2020 04:51 WIB

Korsel Siaga Wabah Corona

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan siaga darurat virus Corona

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Petugas berpakaian pelindung lengkap membawa pasien yang terinfeksi virus corona dari ambulan ke Kyungpook National University Hospital di Daegu, Korea Selatan. Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan siaga darurat virus Corona. Ilustrasi.
Foto: Kim Jong-un/Yonhap via AP
Petugas berpakaian pelindung lengkap membawa pasien yang terinfeksi virus corona dari ambulan ke Kyungpook National University Hospital di Daegu, Korea Selatan. Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan siaga darurat virus Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan siaga darurat virus Corona. Dia meminta semua pejabat untuk mengambil langkah dalam memerangi wabah virus tersebut.

"Wabah telah mencapai daerah yang penting dan beberapa hari ke depan akan menjadi momen krusial," ujar Moon. 

Baca Juga

Korsel melaporkan kematian kelima akibat virus Corona pada Ahad (23/2). Kematian itu adalah yang kedua dalam satu hari. Seorang wanita yang diyakini berusia 57 tahun itu mengalami gagal ginjal kronis ketika didiagnosa terinfeksi virus Corona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan bahwa 113 dari 123 kasus baru berasal dari kota Daegu, yang merupakan kota terbesar keempat di Korsel. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Jeong Eun-kyeong mengatakan, sekitar 309 atau 55,6 persen dari 556 pasien di Korsel telah dikonfirmasi memiliki keterkaitan dengan Gereja Shincheonji di Daegu.

Kasus virus Corona di Daegu pertama kali muncul dari salah satu jemaat di gereja tersebut. Jeong mengatakan 534 dari 556 pasien telah diisolasi. Pihaknya kini sedang melakukan tes terhadap 6.039 orang lainnya.

Kasus virus Corona pertama di Daegu terjadi pada 18 Februari yang berasal dari seorang anggota jemaat wanita di gereja Shincheonji. Dia diketahui tidak memiliki catatan perjalanan ke luar negeri dalam beberapa waktu belakangan.

Para pejabat mengatakan seorang anggota jemaat wanita itu tetap menghadiri kebaktian di gereja dan mengunjungi tempat-tempat lainnya sebelum didiagnosis terinfeksi virus Corona. Namun, para pejabat tidak yakin bahwa wanita itu telah memicu munculnya rantai infeksi virus Corona di Korsel.

Waliota Daegu, Kwon Yong-jin, mengatakan ada kekhawatiran bahwa jumlah orang yang terinfeksi dapat meningkat. Pihak berwenang meluncurkan pemeriksaan intensif terhadap anggota gereja yang menunjukkan gejala virus Corona.

Pusat kota Daegu kini tampak seperti kota mati. Sebagian besar barang-barang kebutuhan yang dijual di supermarket maupun toko kelontong telah ludes diserbu warga. Selain itu banyak restoran, bar, perkantoran, dan agen perjalanan tutup.

Warga Daegu lebih banyak menghabiskan waktu mereka di rumah dan memesan makanan maupun kebutuhan lainnya secara online. Salah satu pemilik toko kue di Daegu, Kim Mi-yeon membuka tokonya pada Ahad di tengah kekhawatiran wabah virus korona. Dia memilih untuk membuka tokonya agar dapat mencari nafkah sehari-hari.

Kim mengatakan dia hanya kedatangan satu pelanggan. "Pada akhir pekan, saya biasa mempekerjakan lima karyawan paruh waktu tetapi saya baru-baru ini mengatakan kepada mereka semua untuk tidak datang. Bagaimana saya bisa mempekerjakan mereka pada saat saya memiliki kurang dari 10 pelanggan sehari?" ujar Kim.

Pada Sabtu malam, Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan dalam pidato yang disiarkan secara nasional bahwa wabah virus telah memasuki "tahap yang lebih parah". Dia berulang kali mengatakan pemerintah berupaya keras untuk menahan penyebaran penyakit ini. Chung juga mengatakan pemerintahnya akan menangani dengan tegas segala tindakan yang menghambat upaya karantina nasional.

Wabah virus Corona telah menimbulkan ketakutan bagi kota-kota lain di Korsel. Stasiun TV menyiarkan siaran khusus tentang wabah virus Corona sepanjang hari.

Selain itu, media sosial juga penuh dengan informasi terkait virus dan segala rumornya. Terminal bis ekspress yang biasanya ramai di Seoul kini tampak sepi. Beberapa penumpang tampak mengenakan masker wajah.

"Saya pikir tidak ada zona aman sehingga tidak ada yang bisa kita lakukan selain lebih memperhatikan manajemen sanitasi kita sendiri. Saya pikir (bahaya infeksi) di mana aja sama, entah di Seoul maupun wilayah lain," ujar seorang warga Seoul, Choung Youn-back (71 tahun).

Wabah virus Corona yang semakin meluas di Korsel telah membuat otoritas Israel membatasi penerbangan dari Seoul. Sebuah penerbangan dari Korsel yang mendarat di bandara Ben Gurion di Tel Aviv pada Sabtu (22/2) malam, harus berada di sebuah terminal yang jauh.

Pihak berwenang mengevakuasi dan mengkarantina 12 warga Israel dari pesawat itu dan mengembalikan sisa penumpang lainnya ke Seoul. Pesawat itu kembali terbang ke Korsel pada Ahad sore.

Kantor berita Yonhap yang mengutip Kementerian Luar Negeri Korsel menyatakan pemerintah Korsel melayangkan protes keras atas perlakuan pemerintah Israel. Menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, tindakan Israel tersebut sangat berlebihan.

Kementerian Luar Negeri Korsel memberikan bantuan konsuler aktif kepada warga Korsel yang tinggal di Israel melalui konsultasi erat dengan pihak berwenang di sana. Pemerintah akan mengevakuasi turis Korsel dari Israel pada awal bulan depan.

Korsel sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa sekelompok wisatawan yang melakukan perjalanan ke Israel dan Tepi Barat pada pekan ini dinyatakan positif virus Corona. Mereka dinyatakan terinfeksi virus tersebut setelah kembali ke Korsel. Otoritas kesehatan Israel dan Palestina meminta orang-orang yang berhubungan dekat dengan para turis untuk mengarantina diri mereka sendiri.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement