Senin 24 Feb 2020 16:04 WIB

Kasus Corona di Korsel Capai 763

Korea melaporkan kematian ketujuh akibat virus Corona.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Lonjakan kasus baru Corona terjadi di Daegu, Korea Selatan.
Foto: Republika
Lonjakan kasus baru Corona terjadi di Daegu, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, DAEGU — Lebih dari 140 kasus virus corona jenis baru dilaporkan di Daegu, Korea Selatan (Korsel) serta wilayah sekitarnya pada Senin (24/2). Sebagian besar penyebaran COVID-19 terjadi di kota itu dan pemerintah telah melakukan upaya untuk mengendalikan penyebaran lebih lanjut.

Secara keseluruhan jumlah kasus virus corona jenis baru di Korsel adalah 763. Terdapat dua kematian terbaru yang juga terjadi di Negeri Ginseng tersebut terkait COVID-19, membawa total korban meninggal menjadi tujuh orang.

Baca Juga

Para pejabat Korsel menyatakan harapan agar penyebaran virus corona dapat terkendali, khususnya di wilayah-wilayah sekitar Daegu. Beberapa ahli sebelumnya mencatat tanda-tanda bahwa COVID-19 telah menyebar di negara Asia Timur terrsebut, termasuk dengan adanya sejumlah kasus di ibu Kota Seoul.

Pada Jumat (21/2) lalu, Wali Kota Daegu Kwon Young-Jin memberitahukan para warga agar tetap berada dalam rumah untuk sementara waktu, setelah ditemukannya gejala virus corona pada 90 orang jemaat di salah satu gereja setempat. Jalan-jalan di kota terbesar keempat di Korsel itu seketika menjadi sangat sepi, nyaris seperti tak ada kehidupan.

Pada awalnya, kasus COVID-19 di Daegu dikonfirmasi pada seorang perempuan berusia 61 tahun yang merupakan jemaat gereja. Ia yang kemudian dinyatakan positif virus corona sempat menghadiri ibadah di gereja, membuat penyebaran kepada jemaat lainnya terjadi secara massal.

“Kami sedang dalam krisis yang tak biasa. Kami meminta warga tetap berada di rumah yang terisolasi dari keluarga mereka,” ujar Kwon pada 21 Februari lalu.

Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan siaga virus corona di negara itu kini berada pada level merah yang merupakan tingkat tertinggi. Hal ini memungkinkan penutupan sementara sekolah dan tempat publik lainnya, serta berkurangnya operasi transportasi umum dan penerbangan.

Virus corona jenis baru atau dinamakan secara resmi COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, ibu Kota Provinsi Hubei, Cina. Pada awalnya diduga orang-orang terinfeksi setelah terpapar virus dari pasar makanan laut Huanan di kota itu, yang diketahui juga menjual hewan-hewan liar dan diyakini menjadi sumber infeksi, salah satunya kelelawar buah.

Hingga saat ini, jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global telah melampaui 78 ribu, yang hampir 99 persen berada di daratan Cina. Jumlah pasien tewas tercatat mencapai 2.466 orang, yang jauh melampaui wabah SARS (sindrom pernapasan akut) pada 2002/2003 yang menewaskan 774 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement