REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan Tun Dr Mahathir Mohamad membantah terlibat dalam upaya dugaan pembentuk pemerintah baru. Dia pun membujuk untuk PM tidak mundur dari posisinya.
Anwar mengatakan, telah bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'uddinuddin Al-Mustafa Billah Shah. Dia pun mengungkapkan telah mencoba membujuk Dr Mahathir untuk tidak mundur sebagai perdana menteri, tetapi tidak berhasil.
"Kami berdiskusi dan saya mengajukan permohonan kepadanya atas nama Keadilan dan Pakatan Harapan (PH), bahwa pengkhianatan ini dapat ditangani bersama," ujar Anwar di markas Partai Keadilan Rakyat.
Seperti dikutip dari Malay Mail, Anwar menyatakan, Dr Mahathir berbeda pikiran dan tidak mau diperlakukan memiliki keterlibatan tersebut. Apalagi Mahathir tidak mau diasosiasikan dengan kelompok-kelompok yang diyakini terlibat dengan korupsi di Malaysia.
Setelah mundurnya Mahatir, ada dugaan pembentukan koalisi baru tanpa dilibatkannya Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Aksi Demokratik Malaysia (DAP), dan Partai Amanah Negara.
Anwar mengatakan, Dr Mahathir mengatakan kepadanya bahwa dia tidak menyetujui upaya tersebut atau berencana untuk bergabung dengan Anwar.
"Tidak, saya pikir itu bukan dia karena namanya digunakan, oleh orang-orang di dalam kelompok saya dan di luar, menggunakan namanya," ujar Anwar.
Anwar kemudian menekankan pentingnya audiensi Dr Mahathir dengan Agong, yang diperkirakan akan berlangsung pukul 17.00 hari ini, Senin (24/2). Tindakan selanjutnya akan bergantung pada hasil pertemuan tersebut.