REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perusahaan perangkat lunak Korea Selatan (Korsel) membangun situs dan aplikasi untuk membantu masyarakat melacak kasus dan menghindari tempat orang yang terinfeksi virus corona. Teknologi itu diharapkan dapat menahan penyebaran virus tersebut.
Pemerintah Korsel dikritik saat mengatasi wabah penyakit sebelumnya. Kini mereka merilis informasi detail kasus-kasus yang terkonfirmasi termasuk usia, gender dan rutinitas orang-orang yang terinfeksi sebelum mereka dikarantina.
Identitas pasien tidak dipublikasikan tapi informasi tersebut cukup untuk bagi pengembang situs dan aplikasi membangun peta yang detail untuk melacak pergerakan pasien.
"Kami mengalami kritikan keras dari publik setelah infeksi massal yang terjadi selama wabah MERS lima tahun yang lalu, karena kami tidak mempublikasikan ke mana saja pasien pergi," kata pejabat kesehatan yang menolak namanya disebutkan, Senin (24/2).
Sebuah tombol di situs yang bernama Coronamap.live dilebeli 'Melihat apakah saya aman'. Tombol tersebut menujukkan apakah pengguna ada kasus virus corona di lingkungan mereka.
Banyak warga Korsel yang sudah mengunjungi situs tersebut. Beberapa orang mengatakan kekhawatiran terinfeksi dan muncul di situs online membuat mereka semakin takut untuk keluar rumah.
Salah satu mahasiswa Seo Su-sung menilai situs Coronamap.live sangat berguna. Ia mengatakan lebih banyak informasi semakin baik untuk semua orang.
"Membuat masyarakat semakin mudah menghindari wilayah yang terkontaminasi sebisa mungkin, kalau tidak saya tidak hanya dapat mencelakakan diri saya sendiri, tapi juga orang lain," kata Seo.
Mahasiswa jurusan ilmu komputer Ryan Jun-seo Hong ikut membangun situs Coronamap.live sambil menunggu masa wajib militernya di mulai. Laki-laki berusia 19 tahun itu mengatakan setiap hari ada 300 ribu orang yang mengunjungi situs tersebut setiap hari.
Namun, karena jumlah kasus yang terkonfirmasi terus bertambah setiap harinya membuat proses pemetaan semakin sulit dilakukan. Kurang dari satu pekan jumlah kasus di Korsel bertambah dari 31 menjadi 763 kasus, termasuk tujuh pasien meninggal dunia.
"Saat ini menambah lebih dari 600 tempat," kata sebuah pesan di Coronamap.live yang menyediakan bahasa Korea, China, dan Inggris.