REPUBLIKA.CO.ID, ABEOKUTA -- Ahli farmasi Nigeria, Profesor Peace Chinedu-Babalola, memprediksi langkah-langkah pencegahan masuknya virus corona ke negaranya. Dia memperkirakan, pemerintah sedikitnya membutuhkan biaya 700 miliar naira Nigeria atau sekitar 2 miliar dolar AS.
Uang tersebut merupakan dana untuk mengembangkan obat baru yang akan menyembuhkan virus. Chinedu-Babalola yang menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Chrisland mengatakan, obat untuk virus corona jenis baru butuh modal besar.
Chinedu-Babalola memuji pemerintah federal karena berjanji menggelontorkan 36 juta naira Nigeria untuk dana penelitian. Dengan sumber daya yang disebutnya ramping itu, pemerintah dan warga negara harus mengambil tindakan pencegahan terbaik.
Profesor farmasi perempuan pertama di Universitas Ibadan itu mengatakan, Nigeria hingga kini tahu bagaimana mengambil tindakan pencegahan. Ada kesadaran dari negara dan para penduduk untuk mengambil tindakan pencegahan pribadi.
"Pemerintah melakukan yang terbaik. Di berbagai bandara, pemerintah telah menyiapkan berbagai proses deteksi virus. Petugas memeriksa orang-orang yang datang ke Nigeria di berbagai pelabuhan masuk," kata Chinedu-Babalola.
Akan tetapi, dia mengamati masih banyak yang harus dilakukan dalam bidang penemuan obat. Untuk menghasilkan satu obat, setidaknya butuh 10 hingga 15 tahun, meskipun sekarang ada proses yang dapat mengurangi waktu penemuan obat.
Dosen tersebut menyoroti pentingnya pemberdayaan pusat penelitian. Nigeria perlu menyuntikkan uang untuk memastikan para ilmuwan bekerja sepanjang waktu, menguji berbagai virus sehingga mudah mendeteksi kehadiran virus baru.
Sebagai ilmuwan farmasi, dia menginginkan negaranya melampaui sekadar pendeteksian. Chinedu-Babalola berharap negaranya mempelajari genetika dan sifat suatu penyakit, lantas menciptakan obat-obatan atau molekul yang dapat menanggulanginya.
"Kita harus melampaui diagnosis. Kita juga harus memberdayakan pusat-pusat riset untuk dapat menemukan, merancang, dan mengembangkan obat-obatan. Nigeria perlu berpikir serius tentang ini," kata dia, seperti dikutip dari laman All Africa.