REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepanikan global akibat merebaknya wabah virus corona dari Wuhan, China, membuat Prancis mempertimbangkan untuk memproduksi barang-barang kebutuhan secara mandiri. Pemerintah merasa harus membatasi jumlah produk impor, terutama yang datang dari China.
Menurut Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, impor produk tertentu harus diminimalisasi. Dia mengatakan Prancis harus mengambil sikap untuk fokus pada kemampuan manufakturnya, bahkan kalau bisa batu baterai sekalipun diproduksi dalam negeri.
Lewat pernyataan publiknya, Le Maire mengatakan jika Amerika Serikat dapat melakukan itu, Eropa pun harus bisa melakukan hal yang sama. Dia mengungkap, sekarang saatnya memanfaatkan dana bantuan negara sekitar 3,5 miliar euro dan menggunakannya dengan baik.
"Ini bukan proteksionisme, tapi sebuah bentuk tanggung jawab," ujar Le Maire seperti dikutip dari laman Tech Times. Bagaimanapun, keputusan akhir belum diumumkan dan sang menteri menyarankan agar situasi ditangani dengan hati-hati.
Ekonomi global turut terdampak akibat virus corona menyebar dari Wuhan. Banyak sektor manufaktur terhenti, bahkan perusahaan teknologi besar seperti Apple menarik pabrik dari China dengan harapan meminimalisasi risiko virus corona.
Apple pertama kali memulai dengan membatasi perjalanan perusahaan ke China, tetapi kemudian mengurangi keterlibatan mereka dalam skala yang lebih besar. Acara teknologi terbesar di dunia, Mobile World Congress (MWC) 2020 turut terdampak.
Pameran dagang tahunan yang sedianya berlangsung di Barcelona, Spanyol, pada 24-27 Februari 2020 itu batal digelar. Sebagian besar perusahaan asing menyatakan tidak akan hadir pada acara tersebut sebagai langkah pencegahan virus.