Selasa 25 Feb 2020 07:02 WIB

Singapura Tunda Program Pertukaran Pelajar dengan Korsel

Penundaan program pertukaran pelajar Singapura dan Korsel karena wabah virus corona.

Rep: Mabruroh/ Red: Nur Aini
Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.
Foto: EPA-EFE/How Hwee Ypung
Singapura sampai saat ini masih berstatus oranye wabah Virus Corona, sebanyak 47 orang positif terjangkit virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Universitas Singapura menunda program pertukaran pelajar ke Korea Selatan pasca-merebaknya wabah virus corona COVID-19 di Korea Selatan. Universitas Teknologi Nanyang (NTU) dan Universitas Manajemen Singapura (SMU) telah menangguhkan semua program pertukaran pelajar ke Korea Selatan.

Dilansir dari NCA, penundaan pertukaran pelajar dilakukan setelah Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengumumkan bahwa negara akan meningkatkan level siaga pada COVID-19 ke level tertinggi. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) juga mengeluarkan pernyataan kepada masyarakat Singapura untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke kota Daegu dan Cheongdo Korea Selatan. Hal itu karena kedua kota tersebut telah ditetapkan sebagai zona perawatan khusus oleh Korea Selatan.

Baca Juga

Korea Selatan pada Senin (24/2) mengkonfirmasi 70 kasus virus corona COVID-19 sehingga jumlah total kasus virus corona menjadi 833 kasus. Jumlah ini merupakan jumlah korban terbesar kedua setelah Cina. Hingga Senin ini, jumlah pasien Covid-19 dikonfirmasi telah meninggal dunia sebanyak tujuh orang.

Juru Bicara Universitas Nasional Singapura (NUS) mengatakan bahwa, universitas telah memutuskan untuk menunda program pertukaran pelajar ke Korea Selatan sampai pemberitahuan lebih lanjut. 

"Pengaturan akan dibuat untuk siswa yang saat ini berada di Republik Korea untuk kembali ke Singapura sesegera mungkin," kata juru bicara NUS.

NUS juga tengah melakukan pengaturan alternatif untuk siswa yang terkena dampak di Korea Selatan, seperti membantu mereka mendapatkan cuti semester tanpa menimbulkan biaya kuliah tambahan. Universitas juga dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut jika diperlukan. 

"Kami akan terus berkoordinasi dengan universitas mitra kami di Korea Selatan, mengambil bimbingan dari penasihat resmi dan jika perlu, membuat pengaturan alternatif untuk siswa kami yang terkena dampak, dengan mempertimbangkan preferensi dan persyaratan mereka," ujar juru bicara SMU.

“Keselamatan dan kesejahteraan siswa, staf pengajar, dan staf kami tetap menjadi prioritas utama universitas, dan kami akan memberikan dukungan sebaik mungkin kepada mereka," ujar Juru bicara NTU.

Pelajar NTU, Dylan Ting dijadwalkan terbang ke Korea Selatan dengan tiga temannya pada Ahad malam lalu untuk pertukaran semester di Universitas Sogang di Seoul. Tepat sebelum mereka memasuki area keberangkatan atau sekitar pukul 10 malam, salah seorang temannya melihat email dari universitas yang memberi tahukan tentang penangguhan tersebut. 

"Kami harus memberi tahu maskapai untuk menarik barang bawaan kami," kata pria 23 tahun itu.

"NTU mengatakan jika kamu belum berada di sana (Korea), jangan pergi, dan jika kamu sudah ada di sana, terbanglah kembali sesegera mungkin. Saya pikir itu adalah prioritas mereka, untuk membuat kami (tinggal) dengan aman di Singapura," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement