Selasa 25 Feb 2020 08:51 WIB

China Sedang Uji Coba Vaksin Corona pada Hewan

China sebut uji coba vaksin corona pada hewan tengah berlangsung.

Vaksin (ilustrasi). China menyebut, uji coba vaksin corona tipe baru, Covid-19, pada hewan tengah berlangsung.
Foto: gizmodo.com
Vaksin (ilustrasi). China menyebut, uji coba vaksin corona tipe baru, Covid-19, pada hewan tengah berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, menyebut negaranya tengah melakukan uji coba terhadap sejumlah formula vaksin yang diharapkan dapat menjadi penangkal virus corona tipe baru, Covid-19. Ia menyebut, vaksin untuk diujicobakan pada manusia diharapkan tersedia dalam beberapa bulan ke depan.

“Hingga saat ini, terdapat sejumlah formula yang sedang kami uji coba pada hewan dan kami berharap proses tersebut akan berlangsung kurang dari satu tahun, mungkin dua atau tiga bulan, untuk mendapatkan vaksin yang dapat diuji coba terhadap pasien (manusia),” kata Dubes Xiao dalam sebuah panel diskusi yang digelar oleh Foreign Community Policy Indonesia di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dia meyakini, vaksin merupakan upaya paling efektif untuk mencegah orang terjangkit penyakit akibat infeksi virus Covid-19, namun upaya pembuatan vaksin baru harus melalui proses yang sangat terukurdan kompleks. Meski demikian, Xiao mengatakan, para dokter dan ilmuwan di China telah membuat kemajuan dalam usaha tersebut.

Pada saat yang bersamaan, menurut Xiao, para dokter tersebut juga berusaha untuk memperbaiki formula dan metode pengobatan bagi mereka yang telah terjangkit. Obat itu dikembangkan dari beberapa obat-obatan yang telah terbukti efektif dalam melawan Covid-19.

“Ini adalah virus baru dan sampai sekarang tak banyak yang kita ketahui. Tak ada pengobatan spesifik yang dapat menyembuhkan virus ini. Kami terus berupaya untuk mencari metode, vaksin, dan pengobatan yang sesuai,” ujar Xiao.

Sementara itu, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Indonesia, Navaratnasamy Paranietharan, menyebut, sejak kemunculan epidemi lain beberapa tahun silam, yakni SARS dan MERS, para ahli di China telah melakukan pemetaan untuk menciptakan vaksin. Paranietharan mengatakan, proses pembuatan vaksin dapat memakan waktu cukup lama untuk masa riset dan pengembangan, yakni hingga tujuh tahun.

Paranietharan menjelaskan, proses persetujuan dan pra-kualifikasi diperlukan untuk memastikan vaksin apapun tidak membahayakan bagi masyarakat. Ia mengatakan, vaksin untuk percobaan terhadap manusia dapat dicapai dalam lima hingga enam bulan.

"Setelah itu mereka harus melalui proses persetujuan dan pra-kualifikasi proses di WHO yang juga dapat memakan waktu, karena apabila kita tidak mempertimbangkan efeknya, bisa saja ada efek negatif dari vaksin tersebut,” ujar Paranietharan yang mengatakan keamanan dan solusi harus seimbang dalam proses pembuatan vaksin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement