REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintah Israel menerbitkan imbauan perjalanan bagi warganya yang hendak berkunjung ke Italia. Hal itu dilakukan merespons merebaknya kasus infeksi virus corona tipe baru, Covid-19, di negara tersebut.
"Kami sangat terganggu dengan apa yang terjadi di Italia dan Iran. Kami akan mempertimbangkan dalam beberapa hari mendatang apakah mereka yang kembali dari Italia akan berada di karantina (rumah) selama 14 hari," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Moshe Bar Siman-Tov dalam sebuah konferensi pers pada Senin (24/2), dikutip laman Times of Israel.
Kendati demikian, Siman-Tov berpendapat, perintah bagi warga atau pelancong untuk melakukan karantina di rumah setelah kembali dari Italia mungkin tidak efektif. Sebab, mereka yang enggan menaatinya dapat menggunakan kereta untuk pergi ke negara tetangga Italia, kemudian terbang ke Israel dari sana.
Siman-Tov mengungkapkan, Covid-19 menembus perbatasan internasional. "Itulah ketakutannya. Kami berasumsi ada kemungkinan besar terjadinya virus korona di Israel," ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Italia telah mencapai tujuh orang. Saat ini terdapat lebih dari 150 kasus infeksi virus yang sedang ditangani Italia. Lebih dari 50 ribu warga yang tinggal di sekitar Italia utara, telah diminta berdiam diri di rumah guna mencegah virus semakin mewabah.
Israel telah memiliki kasus pertama kasus Covid-19 di negaranya. Virus itu menjangkiti warganya yang sempat dikarantina di kapal Diamond Princess di pelabuhan Yokohama, Jepang. Sebenarnya terdapat empat warga Israel yang terinfeksi, namun tiga di antaranya dirawat di Jepang.