Selasa 25 Feb 2020 15:27 WIB

Delegasi Rusia akan ke Turki Bahas Idlib Suriah

Turki akan membuka negosiasi dengan Rusia guna meredam konflik di Idlib, Suriah.

Rep: Fergi Nadira / Red: Nur Aini
Pasukan Relawan Helm Putih  memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota  Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Pasukan Relawan Helm Putih memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, delegasi Rusia akan mengunjungi Turki untuk membahas situasi terbaru di Idlib, Suriah barat laut, pada Rabu (26/2) waktu setempat. Turki direncanakan membuka negosiasi dengan Rusia guna meredam situasi yang memanas di Idlib beberapa waktu belakangan.

"Kami mencoba menentukan peta jalan kami dengan bernegosiasi dengan Rusia di tingkat tertinggi," ujar Presiden Erdogan sebelum keberangkatannya ke Azerbaijan dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (25/2).

Baca Juga

Erdogan menekankan, Turki bekerja sama dengan Rusia untuk menyelesaikan masalah di Idlib dan Libya. Presiden juga mengatakan, dirinya akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 5 Maret untuk membahas perkembangan terakhir di kawasan itu.

Idlib terletak hampir dekat dengan perbatasan selatan Turki. Wilayah itu kini berada dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018.

Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata. Pihaknya dengan sering melancarkan serangan di dalam wilayah tempat tindakan agresi secara tegas dilarang.

Zona de-eskalasi saat ini menjadi rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil. Itu termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir oleh pasukan rezim di seluruh negara yang dilanda perang.

Turki telah menyerukan penghentian segera serangan terhadap Idlib. Turki juga berulang kali menegaskan agar gencatan senjata diikuti, dan mengundang komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata untuk menghentikan krisis di Idlib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement