Rabu 26 Feb 2020 01:00 WIB

Corona, Dubes China: China dan Indonesia Gunakan Standar WHO

China dan Indonesia juga sedang mencari cara agar penyebaran virus tak meluas.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan ketika ditemui Republika di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta, Senin (24/2)
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan ketika ditemui Republika di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta, Senin (24/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Indonesia terkait corona. Bahkan, dia menegaskan, sebagai Mitra dalam banyak hal, China dan Indonesia juga sedang mencari cara agar penyebaran virus tak meluas, utamanya ke Indonesia. 

"Sebagai mitra yang baik, kami mencari cara berdasarkan saran profesional dan otoritatif dari WHO," Kata dia ketika ditemui Republika di Bengkel Diplomasi FPCI, Senin Sore (24/2). 

Kata dia, hal tersebut dilakukan agar pertukaran orang dan kerja sama praktis lainnya bisa dipertahankan. Terlebih, dengan fokus China saat ini yang ia nilai sedang meningkatkan kontrol dan pencegahan epidemi tersebut. 

Xiao tak menampik, penerbangan langsung dari dan ke China saat ini dihentikan Indonesia. Selain dari beberapa komoditas yang juga dihentikan. Namun, menurut dia, hal tersebut juga dinilai sebagai salah satu upaya Indonesia dan kepentingannya. 

"Kami memang mencatat bahwa beberapa tindakan pencegahan dan pengendalian telah diambil oleh pihak Indonesia," kata dia. 

Akan tetapi, Xiao menyatakan, epidemi yang terkonfirmasi itu, hingga kini telah berkurang cukup signifikan. Bahkan, penyembuhan pasien terdampak, ia sebut, semakin membaik. 

Bahkan, obat yang digadang-gadang sedang dikembangkan terkait COVID-19 itu, kata dia, telah mulai diuji coba pada hewan. Di mana, pengaplikasian pada manusia, akan mulai dilakukan paling lambat April mendatang. 

"Epidemi ini memang agresif, namun tak bisa mengenyampingkan fakta, bahwa tindakan China benar dan efektif," Tutur dia. 

Xiao memaparkan, dibanding dengan epidemi lain yang sempat menghebohkan publik dunia, Covid-19 dinilai lebih rendah. Sebab, mengutip data dia menyebut, saat ini tingkat kematian Corona ada di angka 3,3 persen. Angka itu jauh di bawah Ebola 40,4 persen, MERS 34,4 persen, SARS 10 persen dan H1N1 di USA 17,4 persen. 

"Epidemi baru ini memang bahaya, tapi tak lebih bahaya dari epidemi lain sebelumnya," Ungkap dia. 

Xiao juga tak menampik, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, wabah Corona telah menginfeksi sekitar 20 negara. Karenanya, dia mengatakan, China siap untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Indonesia dalam arahan WHO untuk penyelesaian.

Dikatakan dia, COVID-19, tak hanya menjadi suatu tes bagi China, melainkan seluruh dunia. Terlebih, ketika saat ini Corona menjadi musuh bersama setiap negara. 

"Sejarah kemanusiaan adalah sejarah melawan penyakit," ungkap dia. 

Xiao menyebut, saat ini di seluruh China, telah dimobilisasi kembali. Bahkan, rencana untuk mengcover berbagai wilayah di China juga telah dilakukan, tak lain untuk memerangi wabah tersebut. 

Menurut dia, dari seluruh kasus yang terkonfirmasi, lebih dari 97 persen kasus berada di China. Namun demikian, pihaknya menegaskan akan melakukan hal yang terbaik dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk WHO untuk menahan dan menyelesaikan wabah tersebut.

"Dirjen WHO, Dr Tedros juga sangat memuji upaya China untuk mengatasi wabah tersebut. Karena telah menetapkan standar baru untuk respons wabah itu di negara lain," katanya. 

Sementara itu, ditemui di lokasi yang sama, representatif WHO di Indonesia, Navarathnasamy Paranietharan tak menampik upaya pembuatan vaksin yang ada. Akan tetapi, dia menyebut, vaksin yang baik membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibuat. 

Karenanya, dia mengimbau masyarakat yang sakit untuk menggunakan masker ketika berinteraksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement