Rabu 26 Feb 2020 15:25 WIB

Arab Saudi Luncurkan Liga Sepak Bola Wanita

Wanita Saudi pertama kali diizinkan masuk ke stadion sepak bola pada Januari 2018.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Wanita Arab Saudi
Foto: EPA-EFE/STR
Ilustrasi Wanita Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akan meluncurkan liga sepakbola wanita. Liga sepakbola ini diluncurkan dua tahun setelah otoritas setempat mengizinkan wanita masuk ke stadion untuk pertama kalinya.

Liga sepakbola wanita akan di gelar di Riyadh dan dua kota lainnya. Peluncuran liga sepakbola wanita adalah rangkaian dari kebijakan reformasi yang diinisiasi oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Para pejabat mengatakan, tujuan dibentuknya liga sepakbola wanita adalah untuk meningkatkan partisipasi wanita dalam olahraga.

Baca Juga

"Peluncuran (liga) meningkatkan partisipasi perempuan dalam olahraga di tingkat komunitas dan akan menghasilkan peningkatan pengakuan untuk prestasi olahraga perempuan," kata Saudi Sports for All Federation (SFA) yang dikelola pemerintah, dilansir BBC, Rabu (26/2).

Wanita Saudi pertama kali diizinkan masuk ke stadion sepak bola pada Januari 2018. Di tahun yang sama kerajaan Saudi mengizinkan para wanita untuk mengemudi.

Arab Saudi tidak memiliki tim sepakbola nasional yang bersaing di Piala Dunia wanita. Namun, tim sepakbola wanita Saudi ikut berkompetisi dalam pertandingan futsal regional tahun lalu.

CNN melaporkan, salah satu alasan kerajaan Saudi menolak agar tim sepakbola wanita ikut bertanding dalam kompetisi internasional adalah karena ada larangan hijab yang diberlakukan oleh FIFA pada 2007. Namun, larangan itu telah dicabut pada 2012.

Menurut pernyataan SFA, liga sepakbola wanita akan terdiri dari babak penyisihan yang menentukan juara regional. Kemudian pertandingan dilanjutkan dengan sistem gugur dan bersaing untuk Piala Champions WFL. Total hadiah yang diperebutkan adalah sebesar 500.000 riyal Saudi.

Tahun lalu, sebuah dekrit kerajaan yang memungkinkan perempuan Saudi untuk bepergian ke luar negeri tanpa izin wali laki-laki dan pemisahan restoran telah dibatalkan. Namun, beberapa pembela hak perempuan terkemuka ditangkap bahkan ketika pemerintah telah melakukan reformasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement