REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Pekan lalu dalam serangan fajar, polisi Israel menutup toko roti Palestina berusia 60 tahun dan menangkap putra pemiliknya di Yerusalem.
Dilansir di middleeastmonitor.com, Selasa (25/2) menurut sumber-sumber lokal , pasukan polisi menyerbu wilayah Bab Hitta di Kota Tua dan menutup toko roti, yang dimiliki keluarga Abu Snaina. Kemudian putra pemiliknya, Naser Abu Snaina, ditangkap saat kejadian.
Sebuah video yang dirilis di halaman Facebook Wadi Hilweh Information Center, sebuah pengawas yang berbasis di Silwan, menunjukkan cuplikan toko roti yang ditutup di lingkungan Bab Hitta, dinamai dari salah satu pintu masuk Masjid Al Aqsa.
Alasan penutupan paksa karena toko roti telah menyediakan makanan yang dipanggang untuk para jamaah Palestina menuju ke Masjid Al Aqsa ketika akan shalat.
Toko roti diperintahkan untuk berhenti menyediakan ka'ak , roti berbentuk oval dengan biji wijen bagi para jamaah. IMEMC News menjelaskan bahwa banyak orang Palestina menganggap ka'ak sebagai ciri khas Palestina, dan aroma roti wijen memenuhi jalanan Yerusalem pada dini hari.
Pemerintah kota Israel tidak mengatakan alasan itu menjadi masalah bagi toko roti untuk mendistribusikan ka'ak kepada para jamaah.
Tetapi para analis Palestina mengatakan bahwa tindakan Israel tersebut menjadi bagian dari kampanye yang sedang berlangsung melawan masjid dan orang-orang yang shalat di sana.
Bisa jadi pula terkait dengan toko roti yang membagikan ka'ak kepada para jamaah selama kampanye Great Dawn di Tepi Barat, ketika sejumlah orang Palestina yang belum pernah terjadi sebelumnya melakukan shalat subuh sebagai alternatif baru untuk memprotes apa yang disebut “Kesepakatan Abad Ini”, Presiden AS Donald Trump dan rencana Israel untuk mencaplok seluruh Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman pekan lalu juga beredar di media sosial menunjukkan tentara Israel menyerang seorang wanita tua Palestina karena membagikan coklat kepada para jamaah saat mereka menghadiri shalat Jumat di Masjid Al Aqsa.