Jumat 28 Feb 2020 18:01 WIB

Hokkaido Nyatakan Keadaan Darurat Virus Corona

Penduduk Hokkaido diminta tetap tinggal di rumah selama akhir pekan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta warganya untuk bekerja dari rumah atau mengurangi jam kerja di kantor demi mengurangi risiko penularan virus corona (Covid-19).
Foto: Business Wire
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta warganya untuk bekerja dari rumah atau mengurangi jam kerja di kantor demi mengurangi risiko penularan virus corona (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Prefektur Hokkaido, Jepang, telah menyatakan keadaan darurat virus corona tipe baru, Covid-19, Jumat (28/2). Penduduk diminta tetap tinggal di rumah selama akhir pekan.

"Hokkaido telah melakukan apa saja untuk mengendalikan virus, tapi krisis semakin dalam," ujar Gubernur Hokkaido Naomichi Suzuki.

Menurut dia, keadaan darurat akan berlangsung hingga 19 Maret. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menyerukan agar semua sekolah ditutup guna mencegah penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut menuai banyak kritik dari masyarakat. Setidaknya satu prefektur dan beberapa kota telah menolak melaksanakan perintah itu. Di bawah pertanyaan yang intens di parlemen, Abe mengisyaratkan kesediaannya untuk mengambil pendekatan lebih lunak.

Dia mengatakan, penutupan sekolah secara nasional hanya pemikiran dasar pemerintah. Abe menyebut pemerintah daerah dan sekolah harus membuat keputusan secara fleksibel.

Terdapat 200-an kasus infeksi Covid-19 di Jepang. Lima di antaranya telah meninggal. Jumlah tersebut belum termasuk lebih dari 700 orang yang terkonfirmasi tertular Covid-19 di kapal Diamond Princess. Kapal itu menjalani karantina di Pelabuhan Yokohama sejak 5 Februari lalu. Sebanyak lima penumpang telah meninggal selama masa karantina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement