REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menegaskan tidak akan ada sidang parlemen khusus pada Senin (2/3) mendatang. Namun, ia telah meminta para pemimpin partai mengajukan calon dari partai masing-masing untuk jabatan Perdana Menteri berikutnya.
Raja setuju dengan keputusan Ketua Parlemen Mohamad Ariff Md Yusof yang menolak seruan Perdana Menteri interim Mahathir Mohamad untuk sidang khusus parlemen. Keterangan itu disampaikan lewat Pengawas Keuangan Keluarga Kerajaan Ahmad Fadil Shamsuddin, Jumat (28/2).
"Istana akan berhubungan dengan para pemimpin dari semua partai politik yang memiliki perwakilan di parlemen. Istana memberikan mereka kesempatan menghadirkan seorang kandidat untuk dicalonkan sebagai Perdana Menteri berikutnya," ujar Ahmad Fadil dikutip Channel News Asia, Jumat.
Pernyataan istana tersebut datang usai konsultasi dua hari dengan semua anggota parlemen di Malaysia oleh Raja menyusul pengunduran diri Mahathir Senin pekan lalu sebagai Perdana Menteri. Kendati demikian, Raja mencatat bahwa ia tidak dapat mengindentifikasikan anggota parlemen yang memimpin sebagian besar Dewan Rakyat Malaysia.
Dalam konferensi pers kemarin, Mahathir mengatakan pertemuan khusus akan diselenggarakan bagi anggota parlemen. Pertemuan diadakan guna memutuskan siapa yang menjabat Perdana Menteri berikutnya melalui pemungutan suara, Senin mendatang. Namun, juru bicara parlemen menyatakan bahwa hal tersebut hanya dapat terlaksana setelah adanya keputusan kerajaan.
"Raja akan terus bekerja menemukan solusi yang sejalan dengan Konstitusi Federal demi rakyat dan negara yang kita semua cintai," ujar Ahmad Fadil. Secara terpisah Partai Pribumi Bersatu Malaysia mengeluarkan pernyataan pada Jumat sore. Bersatu menyuarakan dukungannya bagi Muhyiddin Yassin untuk menjadi Perdana Menteri berikutnya.