Ahad 01 Mar 2020 13:21 WIB

Bekas Penumpang Diamond asal Australia Tewas Akibat Corona

Korban adalah satu dari 150 warga Australia yang diturunkan dari Diamond Princess

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Kapal pesiar Princess Diamond di pelabuhan Yokohama, Rabu (5/2). Warga Australia bekas penumpang Diamond meninggal akibat virus corona baru (2019-nCOV).
Foto: Hiroko Harima/Kyodo News via AP)
Kapal pesiar Princess Diamond di pelabuhan Yokohama, Rabu (5/2). Warga Australia bekas penumpang Diamond meninggal akibat virus corona baru (2019-nCOV).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Seorang mantan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang karena virus corona meninggal di sebuah rumah sakit di Perth pada Ahad (1/3) pagi. Ini menjadi kematian pertama warga Australia akibat virus tersebut.

Pria berusia 78 tahun itu berada di karantina sejak dievakuasi dari kapal pesiar di Yokohama. Dia adalah salah satu dari 150 warga Australia yang diturunkan dari kapal.

Baca Juga

"Belasungkawa kami bersama keluarganya dan sayangnya ia adalah kematian pertama yang kami alami dari virus corona di Australia," kata Kepala petugas kesehatan negara bagian Australia Barat, Andrew Robertson.

Istri pria itu juga tertular virus, tetapi dalam kondisi stabil. Penghitungan infeksi virus Australia naik satu banding 26 pada hari Ahad, berdasarkan angka terbaru dari pemerintah.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan dalam cuitannya bahwa ia sedih mendengar kematian pria itu dan pemerintah akan terus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk melindungi orang Australia dari virus corona.

"Kami memantau dan menanggapi informasi yang kami terima setiap hari. Kami tidak kebal, tetapi kami siap seperti negara mana pun dan kami akan melewati ini."cuit Morrison.

Pada hari Sabtu, Australia mengatakan akan menolak masuk semua orang asing yang bepergian dari Iran karena penyebaran virus di negara tersebut.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut lebih dari 85 ribu infeksi virus di seluruh dunia, mayoritas di China. Di luar China, telah menyebar ke 53 negara, dengan lebih dari 6.000 kasus dan 86 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement