Ahad 01 Mar 2020 19:14 WIB

Suriah Tutup Ruang Udara di Idlib

Sumber militer Suriah menyatakan bakal menembak jatuh pesawat langgar ruang udara.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasukan Relawan Helm Putih  memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota  Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Pasukan Relawan Helm Putih memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ANTAKYA -- Pemerintah Suriah menutup ruang udara di barat laut Idlib. Setelah ada laporan yang saling bertentangan tentang pesawat yang ditembak jatuh di wilayah tersebut.

Kantor berita Turki, Anadolu mengatakan 'pesawat rezim' Suriah di tembak jatuh di atas Idlib pada Ahad (1/3). Pernyataan ini dibantah oleh kantor berita Suriah SANA.

SANA justru melaporkan 'pesawat rezim Turki' yang ditembak jatuh di wilayah tersebut. Mereka mengatakan ada sebuah drone yang ditembak jatuh di atas kota Saraqeb, Idlib.

Dalam pernyataan yang dikutip SANA tentara Suriah juga mengumumkan penutupan ruang udara untuk pesawat tempur dan pesawat apa pun yang terbang di atas barat laut Suriah. Terutama di atas wilayah pemerintahan Idlib.

"Setiap pesawat tempur yang melanggar ruang udara kami akan diperlakukan sebagai pesawat musuh yang harus ditembak jatuh dan dicegah untuk meraih tujuannya," kata sumber militer Suriah yang dikutip SANA, seperti dilansir dari Aljazirah, Ahad (1/3).

Pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang didukung angkatan udara Rusia menambah serangan demi merebut kembali Idlib dari pasukan oposisi yang didukung Turki. Sejak operasi militer diintensifkan pada bulan Desember lalu pasukan pemerintah Suriah berhasil merebut kembali wilayah-wilayah pemberontak.

Mereka berhasil merebut jalan tol strategis M5 dan memperkuat kendali di sebagian wilayah Provinsi Aleppo yang berbatasan dengan Idlib. Turki mengatakan operasi militer tersebut melanggar kesepakatan yang ditanda tangani dengan Rusia pada 2017 dan 2018 lalu untuk mengurangi ketegangan di wilayah Idlib.

Beberapa hari terakhir ketegangan semakin meningkat. Terutama setelah 34 pasukan Turki terbunuh oleh serangan udara pemerintah Suriah di Idlib. Kerugian terbesar militer Turki sejak mengintervensi konflik di Suriah pada tahun 2016 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement