Senin 02 Mar 2020 09:12 WIB

Korban Meninggal Akibat Corona di Iran Mencapai 54 Orang

Jumlah yang terinfeksi corona di Iran mencapai 978 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Iran mulai dibekap Corona
Foto: Republika
Iran mulai dibekap Corona

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Kementerian Kesehatan Iran mencatat 11 orang meninggal karena virus corona baru atau Covid-19 pada Ahad (1/3) waktu setempat. Kematian baru tersebut menambah jumlah orang yang meninggal di Iran menjadi 54 jiwa, terbanyak setelah China.

Pejabat Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur, mengatakan bahwa 11 orang meninggal diambil dari jumlah kasus baru sebanyak 385 yang dilaporkan negara selama 24 jam terkahir sejak Sabtu (29/2). Dengan demikian, jumlah total menjadi 978 orang yang terinfeksi virus di seluruh negeri.

"Sebagian besar kasus baru terdeteksi di Teheran, Markazi, Qom, dan Ghilan," kata Jahanpur pada konferensi pers seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (2/3).

Menunjuk pada peningkatan tajam dalam jumlah kasus, ia memperingatkan bahwa situasi di Iran kini masuk dalam taraf yang serius mengenai kasus ini. Ia juga menyarankan masyarakat untuk tidak bepergian, terutama ke daerah yang terinfeksi.

Meski demikian, Jahanpur menambahkan bahwa 75 pasien dengan infeksi corona baru berhasil dirawat dan dipulangkan dari rumah sakit di seluruh negeri. Iran merupakan salah satu dari 50 negara lebih yang bertanggung jawab atas lebih dari 84 ribu kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia.

Korban kematian dan orang yang terinfeksi corona di Iran mencakup pejabat-pejabat tinggi. Anggota parlemen Iran dilaporkan meninggal karena corona baru pada Sabtu lalu.

Sementara itu, yang terinfeksi di antaranya wakil presiden Iran untuk urusan wanita, wakil menteri kesehatan, dan lima anggota parlemen. Akibatnya, pemerintah terpaksa menutup parlemen dan memberlakukan larangan perjalanan internal.

Korban kematian secara global mencapai lebih dari 2.980. Sementara itu, China, tempat wabah itu bermula pada Desember, merupakan yang terburuk dengan sekitar 80 ribu kasus dan hampir 2.900 kematian.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah corona baru sebagai darurat kesehatan internasional. Kini, WHO memutakhirkan tingkat risiko global menjadi sangat tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement