Senin 02 Mar 2020 13:11 WIB

Kasus Infeksi Virus Corona di Korsel Tembus 4.212 Orang

Pasien virus corona yang meninggal di Korsel mencapai 22 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Upaya pencegahan wabah virus corona di Korea Selatan
Foto: VOA
Upaya pencegahan wabah virus corona di Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencatat jumlah orang yang terinfeksi virus corona baru secara nasional menjadi 4.212 orang. Sementara pasien meninggal dunia akibat virus menjadi 22 jiwa dari sebelumnya 20 orang, Senin (2/3).

Kasus-kasus infeksi baru melampaui jumlah kasus harian terbesar di negeri Gingseng ini sebanyak 813 di Sabtu. Pada Ahadnya, setidaknya 586 orang dilaporkan terpapar virus yang bermuara ditemukan di kota Wuhan, China itu.

Baca Juga

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan, dari kasus terbaru, 377 orang berasal dari kota Daegu yang disinyalir infeksi bermula dari Gereja Shincheonji Yesus. "Sementara 68 orang terinfeksi berasal dari provinsi terdekatna, Gyeongsang Utara," kata KCDC.

KCDC mengatakan, beberapa anggota gereja pada Januari mengunjungi kota Wuhan di China tengah, meskipun masih diselidiki untuk menentukan apakah itu berperan dalam wabah atau tidak. "Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan semampu kami jika ada tanda-tanda bahwa gereja tidak bekerja sama dengan kami secara sengaja atau karena alasan lain," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.

"Tapi sampai saat itu, sangat membantu untuk menarik kerja sama sukarela gereja dengan menggunakan informasi yang mereka berikan," ujarnya menambahkan.

Seoul juga meminta jaksa penuntut untuk mempertimbangkan penyelidikan terhadap pendiri dan ketua gereja Lee Man-hee. Sebab, gereja diduga bertanggung jawab atas penolakannya bekerja sama upaya menghentikan penyakit itu.

Gereja mengeluarkan pernyataan pada Ahad malam waktu setempat yang mengulangi seruannya untuk mengakhiri stigmatisasi, kebencian, dan fitnah terhadap para pengikutnya. Gereja mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah.

Gereja di Daegu itu menghadapi pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pihak berwenang dan publik. Sebanyak 310 ribu pengikut yang dikenal dan "peserta pelatihan" sedang diuji untuk apakah merek terpapar virus atau tidak.

Pendiri dan pendeta gereja yang diproklamirkan sendiri, Lee dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers di Gapyeong, timur laut Seoul, Senin waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement