Senin 02 Mar 2020 20:27 WIB

Mobil Bea Cukai Turki Dihantam Roket

Pemerintah Turki mengatakan roket hantam mobil tempur yang membawa petugas bea cukai

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pemerintah Turki mengatakan roket hantam mobil tempur yang membawa petugas bea cukai. Ilustrasi.
Foto: Lefteris Pitarakis/AP
Pemerintah Turki mengatakan roket hantam mobil tempur yang membawa petugas bea cukai. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemerintah Turki mengatakan sebuah roket menghantam mobil tempur yang membawa petugas bea cukai di dekat perbatasan Iran. Penembakan ini menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.

Turki menambahkan saat ini pertempuran sedang berlangsung di wilayah tersebut. Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan roket tersebut menghantam kendaraan roda empat pada pukul 05.50 pagi waktu setempat. 

Baca Juga

"Teroris sudah diikuti dan dipojokkan," cicit Soylu di Twitter, Senin (2/3).

Ia tidak menjelaskan dengan rinci siapa pelaku serangan. Tidak lama kemudian Menteri Perdagangan Turki Rushar Pekcan mengatakan satu orang pegawai bea cukai tewas dalam peristiwa tersebut.

Pejabat kantor gubernur provinsi Agri mengatakan mobil itu ditembak saat transit dari perbatasan Dogubayazit menuju gerbang perbatasan Gurbulak. Serangan tersebut membuat mobil tergelincir dan terbalik.

Sumber keamanan dan medis mengatakan mobil tersebut sedang berada di dekat tempat parkir truk. Beberapa mobil ambulans, tim keamanan, dan personel SAR dikerahkan ke wilayah tersebut. 

Beberapa media Turki melaporkan serangan itu dilakukan oleh milisi Kurdistan Workers Party (PKK), pemberontak yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Turki sejak 1984. PKK aktif di selatan Turki tapi tidak di provinsi Agri.

Pada awal bulan ini karena wabah virus corona, Turki menutup perbatasan darat dan udara dengan Iran. Pada Jumat (28/2) lalu Iran mengumumkan menutup seluruh sekolah untuk menahan penyebaran wabah yang juga dikenal dengan Covid-19.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement