WINA -- Badan pengawas atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana segera menerbitkan teguran ke Iran. Diplomat yang mengetahui kabar tersebut menyatakan, teguran itu karena Teheran tidak memberikan akses ke satu atau lebih situs yang mengembangkan nuklir, Senin (2/3).
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan mencabut sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya. Mereka pun meminta Iran mengeluarkan pembaruan triwulanan mengenai program atom untuk negara-negara anggotanya.
Laporan triwulanan berikutnya dijadwalkan pada Selasa, tetapi, IAEA berencana untuk mengeluarkan laporan terpisah pada hari yang sama. Laporan tambahan itu berupa teguran terhadap Iran karena kurangnya kerja sama dan kegagalannya memberikan akses khususnya.
"Pesan umum adalah: Ada sheriff baru di kota," kata seorang diplomat dari sebuah negara di Dewan Gubernur 35-negara IAEA.
Sumber anonim yang dikutip Reuters merujuk pada Kepala IAEA baru Rafael Grossi dari Argentina. Dia terpilih pada Oktober dengan dukungan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Brasil.
Grossi mengambil alih setelah Kepala IAEA Yukiya Amano dari Jepang meninggal dunia. Langkah pertama pemimpin baru ini akan menekan Iran untuk memberikan akses ke situs-situs yang menarik bagi badan tersebut, sambil menghindari konfrontasi dengan Iran di depan umum.
Di bawah kepemimpinan Amano, IAEA pada awalnya menolak tekanan publik dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengunjungi sebuah situs. Dalam pidato Netanyahu di Majelis Umum PBB pada tahun 2018, dia menyebutkan tempat itu sebagai "gudang atom rahasia".
Informasi tersebut disebutkan dalam kumpulan data yang disita oleh Agen intelijen Israel. Sedangkan Teheran mengatakan, situs itu adalah fasilitas pembersihan karpet.
Diplomat tersebut menyatakan, IAEA pun memeriksa situs tersebut pada Februari tahun lalu. Mereka mengumpulkan sampel lingkungan yang menunjukkan jejak uranium yang belum sepenuhnya dijelaskan oleh Iran.
Sekarang badan tersebut sedang mencari akses ke satu atau lebih situs yang disebutkan dalam dokumen Israel tersebut. Namun, juru bicara IAEA menolak berkomentar atas informasi yang diberikan diplomat itu.
"Laporan kedua adalah tentang isu-isu Perlindungan yang terkait dengan situs-situs yang IAEA tidak dapatkan aksesnya. Kami tahu dua kasus, tetapi kami tidak tahu apakah IAEA akan memasukkan keduanya dalam (laporan)," kata seorang diplomat Eropa yang menyatakan tidak jelas rekomendasi apa yang akan dibuat oleh badan tersebut.
Diplomat lain mengatakan akan ada setidaknya satu atau bisa dua situs yang disebutkan dalam laporan. Namun, tidak satu pun dari enam diplomat yang mengatakan mereka melihat laporan kedua memberikan rincian situs atau situs yang kemungkinan akan disebutkan oleh laporan itu.