Rabu 04 Mar 2020 06:32 WIB

China Bela Korut di Tengah Wabah Corona

Duta Besar China untuk PBB menyatakan Korut tak punya kasus virus Corona

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Duta Besar China untuk PBB menyatakan Korut tak punya kasus virus Corona. Ilustrasi.
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Duta Besar China untuk PBB menyatakan Korut tak punya kasus virus Corona. Ilustrasi.

NEW YORK -- Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun menyatakan Korea Utara (Korut) tidak memiliki kasus virus Corona, Senin (2/3). Dia pun meminta fleksibilitas yang lebih besar dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain untuk mencabut sanksi terhadap negara tersebut.

Korut bukan satu-satunya negara yang tidak memiliki kasus penyebaran virus Corona. Oleh sebab itu, Zhang minta pertimbangan yang komperehensif seharusnya diberlakukan juga untuk Korut.

Baca Juga

"Jadi kami pikir kami harus mempertimbangkan semua hal dalam mencari solusi komprehensif untuk masalah yang berkaitan dengan DPRK," kata Zhang merujuk nama resmi Korut.

Korut, menurut Zhang, sangat mementingkan keselamatan dan mengambil metode pencegahan. Negara tersebut pun dikatakan juga melakukan berbagai cara dalam memerangi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Meski membela Korut, Zhang yang berada di New York mengakui tidak memiliki informasi yang cukup tentang situasi yang sebenarnya di Korut. Dia menerima laporan yang diberikan kepadanya tentang situasi di sana.

Dalam kesempatan yang sama, Zhang pun membela Korut yang diduga menembakan rudal balistik jarak pendek ke laut timur pada Senin pagi. Dia mengatakan sanksi PBB memiliki banyak dampak kemanusiaan pada orang biasa di Korut.

Zhang pun mendorong pentingnya AS dan Korut untuk melanjutkan dialog dan mencari solusi untuk program nuklir. Presiden Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak memulai diplomasi nuklir pada 2018.

Tetapi negosiasi telah goyah sejak pertemuan pada Februari tahun lalu di Vietnam. AS menolak tuntutan Korut untuk pencabutan sanksi.

"Adalah posisi kami bahwa pihak-pihak yang berkepentingan benar-benar perlu menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dalam membangun rasa saling percaya, dalam mencari solusi melalui dialog, dan terutama dalam mewujudkan tujuan akhir denuklirisasi dan perdamaian abadi di semenanjung Korea," kata Zhang yang merujuk pada keputusan China dan Rusia yang melonggarkan diri kepada Korut.

Rancangan resolusi yang diusulkan oleh Rusia dan China pada Desember akan menghentikan sanksi terhadap ekspor Korea Utara seperti tekstil, makanan laut, dan patung-patung. Langkah fleksibel ini diharapkan bisa ditiru pula oleh AS.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement